Cara Kerja Smart Enviroment di Desa Kalimendong Wonosobo, Sampah Dikelola dan Dimanfaatkan untuk Lingkungan

- 3 Juni 2021, 23:51 WIB
Pemanfaatan limbah di desa Kalimendong Leksono, Wonosobo bagian dari Smart Environment
Pemanfaatan limbah di desa Kalimendong Leksono, Wonosobo bagian dari Smart Environment /Dinas Kominfo Wonosobo

KABAR WONOSOBO – Penerapan program Smart Environment diterapkan di Desa Kalimendong, Kecamatan Leksono kabupaten Wonosobo dan menjadi percontohan.

Smart Environment alias lingkungan cerdas merupakan salah satu program unggulan bagian dari tindak lanjut pengembangan Wonosobo Kota Cerdas (Smart City).

Di Kalimendong salah satu yang berhasil dilakukan adalah menjaga lingkungan sekitar agar bebas dari masalah sampah. Di sana, warga telah mampu mengolah limbah maupun sampah menjadi lebih bernilai ekonomi.

Baca Juga: Dombos, Domba Asli Wonosobo Punya Kualitas Wool Bagus Jadi Bahan Rompi Tahan Peluru

Hal itu dipaparkan kepada tim evaluasi dan tinjauan lapangan Wonosobo Smart City dari Kementerian Kominfo, untuk penilaian terhadap pengembangan Kota Cerdas secara virtual, Kamis 3 Juni 2021.

Assessor yang mewakili Kemenkominfo, Heri Sutrisno menyebut bahwa kiprah warga di Kalimendong untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan layak diapresiasi. Bahkan wajib didukung penuh elemen Perangkat Daerah di pemkab Wonosobo.

“Adanya kesadaran dan semangat kuat dari warga untuk mengembangkan program smart environment secara nyata, maka setiap OPD mesti memberikan support agar keberlangsungan program dapat terus terjaga, contohnya, Dinas Kominfo Kabupaten, dukung Kalimendong dengan aplikasi untuk inventarisir kas pada bank sampah Desa,” ungkapnya menanggapi paparan perangkat desa secara daring.

Baca Juga: Bupati Minta Tol Data Desa Ke Kota Bisa Terwujud, Lanjutkan Program Kota Pintar

Beberapa poin yang bisa didukung dari aplikasi adalah untuk memantau arus keuangan atau database sampah yang dikelola, sehingga dapat terdata sesusai standar baku akuntansi.

Selain itu juga disinggung kerjasama dalam pemasaran produk hasil olahan sampah. Menurut Heri, pihak Desa untuk bisa berkoordinasi dengan Dinas yang membidangi.

“Pemasaran bisa didukung Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi UMKM, sehingga warga tidak lagi kesulitan dalam hal pemasaran produk mereka. Juga dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, untuk membantu mengangkat Desa menjadi desa rujukan wisata untuk belajar mengenai pengelolaan lingkungan yang baik,” terangnya.

 Baca Juga: Lomba Berhadiah Total Rp32 Juta untuk Branding Mie Ongklok, Jadi Ikon Wisata Kuliner Wonosobo

Tujuan akhir dari smart Environment adalah mengelola sampah secara mandiri dan menjaga keberlangsungan kebersihan lingkungan desa di Kalimendong.

Menurut kepala desa Kalimendong, Sugito memang telah berlangsung cukup lama. Terlebih lagi warganya sudah memiliki budaya gotong royong dan resik-resik desa sejak puluhan tahun lalu.

“Sehingga untuk menerapkan program smart Enivironment dengan titik akhir tujuan meminimalisir sampah dan limbah pun saat ini sudah tidak lagi kesulitan,” tutur Sugito.

Untuk pengelolaan limbah rumah tangga juga sudah pada tahap kesadaran dari warga untuk mengolah limbah cair berupa minyak goreng untuk disetor ke pengolahan limbah.

Baca Juga: Gandeng Shopee, Ridwan Kamil Resmikan Shopee Center, Diproyeksi Bantu Akselerasi UMKM Jabar Go Digital

“Bank sampah Amanah Desa Kalimendong sudah bekerjasama dengan perusahaan yang khusus bergerak dalam pengelolaan limbah minyak goreng bekas, sehingga kini warga tidak lagi membuang sisa minyak dan menyetorkannya sehingga memiliki nilai ekonomi,” imbuhnya.

Secara kasat mata pun, saat ini di Kalimendong tidak ada lagi sampah yang sia-sia, termasuk pemanfaatan lahan pekarangan untuk kebun sayuran, kebun tanaman obat hingga buah-buahan. Dengan penerapan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi.***

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: Dinas Kominfo Wonosobo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah