KABAR WONOSOBO – Mie ongklok yang berasal dari akulturasi budaya kuliner Jawa dan China (Tionghoa) kini dikenal sebagai sajian makanan khas Wonosobo yang menjadi atraksi wisata sejak tahun 1950-an.
Dikisahkan oleh para keturunannya, Kwa Ping An pada tahun 1947 mempopulerkan Mie Ongklok yang awalnya dijual dengan Hek atau dipanggul. Kwa Ping An yang dikenal dengan nama Mbah Slamet diakui sebagai penemu Mie Ongklok yang selalu disajikan bersama sate sapi.
Mie yang direbus dengan cara di-ongklok, gerakan ketika menggoyang alat berupa bambu untuk menampung mi diyakini sebagai asal namanya. Mie ongklok disajikan dengan bumbu yang dicampur dengan kuah kental dipadukan dengan sayuran kobis, daun kucai, tahu bacem itu cocok disajikan dengan tempe kemul.
Baca Juga: 140 Pelaku Usaha Kuliner Wonosobo Disiapkan untuk Pengembangan Produk agar Survive di Masa Pandemi
Diyakini sejak medio 1950-an, Mie Ongklok telah menjadi daya tarik wisata Wonosobo yang mudah ditemui lewat penjaja keliling dengan gerobak maupun warung lesehan di pinggir jalan.
Penerus Mbah Slamet atau Kwa Ping An kini adalah Pak Yadi yang punya dua warung di jalan A Yani dan Honggoderpo.
Diungkapkan Kepala dinas Pariwisata dan Kebudayaan Agus Wibowo, Terdata sekitar 1.500 pedagang mie ongklok tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Wonosobo.
Baca Juga: Oleh-oleh Khas Dieng Wonosobo yang Wajib Diborong, Salah Satunya Buah Ajaib Ini
“Maka untuk mendukung industri pariwisata di Wonosobo, perlu branding identity produk sebagai pendukung penting pemasaran produk, mie ongklok sebagai daya tarik wisata kuliner,” katanya.