Diskominfo Wonosobo Bangun Hoax Crisis Center Menggandeng MAFINDO

- 25 Oktober 2021, 20:26 WIB
Rakor Smart city Wonosobo bahas pembentukan Hoax Crisis Center Diskominfo Wonosobo
Rakor Smart city Wonosobo bahas pembentukan Hoax Crisis Center Diskominfo Wonosobo /Dinas Kominfo Wonosobo

KABAR WONOSOBO - Terkait antisipasi dan penanganan berita bohong alias Hoax, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Wonosobo tengah memproses rencana pembentukan hoax Crisis Center (HCC).

Rencana itu bertujuan untuk menguatkan kewaspadaan terhadap munculnya kabar-kabar bohong yang berpotensi mengganggu harmonisasi masyarakat.

Dalam pembentukan HCC tersebut, Diskominfo bakal menggandeng Masyarakat anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) sebagai organisasi nirlaba yang berfokus pada upaya menangkal berita bohong, atau populer dengan gerakan turn back hoax.

Perihal tersebut mengemuka dalam rapat koordinasi persiapan assessment Smart City Wonosobo, yang digelar di Ruang Mangunkusumo Setda pada Senin, 25 Oktober 2021.

Baca Juga: Langka! 3 Jurusan Kuliah Ini Cuma Ada Satu di Indonesia dan Hanya Ada di UGM, ITB dan IPB

Kepala Dinas Kominfo, Eko Suryantoro mengatakan, pihaknya berupaya menguatkan elemen-elemen dalam program Kota Cerdas, salah satunya dengan pembentukan HCC.

"Ini agar warga masyarakat Wonosobo kedepan tidak mudah terprovokasi isu-isu yang banyak beredar di media sosial namun belum dapat diverifikasi kebenarannya," katanya.

Senada, Asisten Sekda bidang Administrasi dan Umum, Supriyadi juga berpesan saat membuka rakor bersama puluhan perangkat daerah terkait Wonosobo Smart City.

Supriyadi menyebut Pemkab Wonosobo memiliki pekerjaan rumah (PR) cukup banyak dalam upaya meraih predikat sebagai Kota Cerdas, mengingat saat ini penilaian dari Kementerian Kominfo RI terhadap progress pengembangan Smart City masih ada pada skor 2,76.

Baca Juga: Sering Disebut Tidak Aman, WhatsApp Diblokir di Beberapa Negara Berikut

“Dari skala nilai maksimal 5, Wonosobo baru berada pada 2,76 sehingga diperlukan langkah-langkah lebih konkret demi mendekati standar penilaian yang ditetapkan Kemenkominfo,” ungkap Supriyadi.

Melalui rakor tersebut, Supriyadi meminta agar 6 program unggulan, meliputi Smart Government, Smart Living, Smart Branding, Smart Society, Smart Economy dan Smart Environmet terus dikuatkan.

“Salah satu indikator yang digunakan untuk penilaian Smart City, adalah form kuisioner berisi evaluasi sejauh mana keterlibatan atau partisipasi publik dalam impelementasi program-program unggulan, sehingga dalam waktu satu minggu ini, saya minta form sudah mesti diisi lengkap oleh masing-masing perangkat daerah terkait, agar diketahui secara pasti apakah program sudah berjalan sebagaimana mestinya atau belum,” tandas Supriyadi.

Baca Juga: Kim Seon Ho Terancam Keluar dari 3 Proyek Film Sekaligus setelah Kontroversi Actor K Mencuat

Kepala Bidang Informatika Diskominfo, Sugeng Riyadi menambahkan, pihaknya berupaya membagi kuisioner sesuai dengan Quick Wins (Program Unggulan) masing-masing, sehingga setiap perangkat daerah yang bertanggung jawab akan lebih mudah dalam pengisiannya.

“Sebagai contoh, bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Dinas Kominfo yang akan menjadi leading sector pembentukan Hoax Crisis Center, maka kuisioner yang akan diisi adalah yang bersangkutan dengan sejauh mana kerjasama dengan MAFINDO berjalan, serta apakah peran serta masyarakat dalam upaya menangkal hoax sudah muncul atau belum,” beber Sugeng.

Asessment Smart City oleh Kementerian Kominfo yang bakal dihadapi Pemkab Wonosobo pada Bulan Desember mendatang, menurut Sugeng bakal sangat strategis karena menentukan dimana posisi Kabupaten Wonosobo diantara 100 Kota se-Indonesia yang terpilih masuk dalam pendampingan program Kota Cerdas.***

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: Dinas Kominfo Wonosobo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah