“Harapan kami, ada dukungan berupa teknologi, entah itu berupa marketplace lokal atau pembekalan kemampuan yang berguna untuk mengurus forum seperti ini. Mengingat kami berharap bisa mencatatkan penjualan secara rapi dan terus mengembangkan grup kami yang jumlah anggotanya semakin besar,” imbuh Kartini.
Kepala Bappeda doktor Jaelan menyebut bahwa peluang di masa digital ditambah pandemi sangat besar bagi para pedagang lokal. Terbukti para ibu yang berdagang dengan berbagai cara termasuk online dengan memanfaatkan medsos hingga grup di Whatsapp.
“Pemkab wonoaobo adalah pembelanja yang tiap tahun habis 1 triliun rupiah lebih dan di dalamnya banyak sekali elemen dan selama ini yang bisa masuk hanya dari pihak tertentu dan terbatas pada kelompok tertentu. Padahal selama pandemi ekonomi disokong ditopang para ibu seperti di TATB,” tutur Jaelan.
Baca Juga: Mall Ekonomi Kreatif Wonosobo Diluncurkan Jadi Gerbang Transit Wisatawan dan Galeri Produk
Diungkapkan Jaelan, Wonosobo memang butuh semacam e-katalog lokal, agar bisa belanja langsung ke pedagang lokal yang selama ini tidak diuntungkan karena mereka tidak memiliki PT atau badan hukum lain.
“Maka butuh marketplace lokal atau e market lokal wonosobo yang nanti bisa menyambungkan antara pedagang lokal dengan kebutuhan atau belanja Kabupaten. Sehingga perputaran uangnya ada di lokal wonosobo,” katanya.
Jaelan berpesan bahwa untuk mencapai hal itu, butuh kelembagaan jelas dan bermitra dengan pemkab sehingga hasilnya adalah ekonomi lokal bangkit dan angka kemiskinan turun.***