KABAR WONOSOBO - Prevalensi stunting di Kabupaten Wonosobo masih cukup tinggi sehingga pada tahun 2024 ditargetkan turun menjadi sekitar 10% dari saat ini 10,49%.
Hal itu diupayakan dengan pembentukan Tim Percepatan Penurunan Angka Stunting (TPPS) Kabupaten Wonosobo sebagai koordinasi antar sektor yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, baik dunia usaha, masyarakat umum dan unsur lainya.
“Dikukuhkannya Tim Percepatan Penurunan Stunting ini dalam upaya optimalisasi rencana aksi penurunan stunting di Kabupaten Wonosobo” ungkap Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat saat memberikan sambutan pengarahan, Senin 23 Mei 2022, di Ruang Rapat Mangunkusumo kantor Sekretariat Daerah.
Lebih lanjut Afif menyampaikan, permasalahan stunting menjadi sorotan tajam Pemerintah Pusat untuk segera ditangani secara serius. Dengan dibentuknya tim percepatan penanganan ini diharapkan akan mempermudah koordinasi, baik dalam pengawalan maupun pendampingan.
Sebab menurut Afif, kurangnya pengawalan dan pendampingan merupakan dua indikator penyebab tingginya angka stunting di Wonosobo saat ini.
“Selain menggandeng BUMN, BUMD, dan masyarakat, juga bersinergi dengan dinas terkait dan Kementerian Agama, ini sebagai upaya optimalisasi percepatan penanganan stunting melalui pengawalan dan pendampingan,” ungkapnya.
Baca Juga: Salimah Wonosobo Ajak Ratusan Pasangan Membangun Keluarga Sakinah Mawaddah Wa Rahmah Lewat Seminar
Senada dengan Afif, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Wonosobo, Dyah Retno Sulistyowati, SSTP dalam paparan sosialisasinya mengatakan, stunting sudah menjadi persoalan nasional termasuk Wonosobo sebagai daerah stunting tertinggi se-Jawa Tengah.