Lima Warga Wonosobo Hampir Jadi TKI Ilegal di Serbia, 400 Juta Lebih Ludes Digondol Calo

- 22 Mei 2024, 12:21 WIB
Lima Korban Tenaga kerja ilegal tujuan Serbia yang digagalkan di bandara YIA melakukan Mediasi dengan Bupati Wonosobo 21 Mei 2024
Lima Korban Tenaga kerja ilegal tujuan Serbia yang digagalkan di bandara YIA melakukan Mediasi dengan Bupati Wonosobo 21 Mei 2024 /Kabar Wonosobo/ Erwin Abdillah


KABAR WONOSOBO - Sebanyak lima orang asal Wonosobo digagalkan sebagai calon tenaga kerja ilegal dalam pemeriksaan pihak Imigrasi Bandara Yogyakarta International Airport pada Jumat 26 April lalu. 

Kelima orang asal Wonosobo itu ditengarai telah menyetor sejumlah uang senilai ratusan juta rupiah karena telah dijanjikan akan disalurkan bekerja di luar negeri yakni negara tujuan Serbia.

Kelima korban tersebut turut diamankan ketika di Bandara YIA, Temon, Kulon Progo bersama satu pelaku terduga calo yang berinisial ML yang juga merupakan warga Wonosobo.

Setelah diproses hukum, ML saat ini telah ditetapkan menjadi tersangka yang menjanjikan bisa memberangkatkan para korban untuk bekerja sebagai tenaga kerja di luar negeri.

Baca Juga: Upaya Mencegah Kasus Human Trafficking, Pemkab Wonosobo Sosialisasi TPPO di 3 kecamatan

Pada 8 Mei 2024, kelima korban telah dikembalikan ke Wonosobo dan mengikuti audiensi dengan bupati Wonosobo bersama Disnakerintrans dan Dinsos pada 21 Mei 2024.

Para korban merasa enggan ketika hendak dipulangkan ke pihak keluarga yang berasal dari beberapa wilayah termasuk Kecamatan Selomerto, Sukoharjo, dan Leksono.

Menurut keterangan salah satu korban inisial YS, bahwa sebelumnya dirinya dan keempat rekannya mengaku telah ditipu ML yang merupakan agensi penyalur tenaga kerja tidak resmi.

Bahkan sebelum diberangkatkan ke Serbia, YS dan dua temannya (P dan TH) sempat ditawari untuk bekerja di Australia pada tahun 2023 lalu. Dengan Iming-iming para korban bisa berangkat dalam tiga bulan dan membayar Rp110 juta per orang.

Namun nahas, hingga 5 bulan tiga korban belum juga diberangkatkan dengan alasan visa telah ditolak dan akhirnya mereka ditawari kembali bekerja ke lain negara yakni ke negara tujuan Amerika Serikat.

Baca Juga: Perdes Perlindungan TKI Dinilai Tak Relevan Lagi, Perlu Harmonisasi Dengan UU yang Baru

Hingga akhirnya hal serupa terjadi lagi dan tiga korban tak kunjung diberangkatkan setelah 10 bulan berlalu. Setelah kejadian itu, akhirnya pelaku kembali menjanjikan para korban bahwa dalam dua minggu bisa diterbangkan ke Serbia untuk bekerja di sebuah pabrik furniture.

Pelaku mematok tarif Rp 65 juta per orang yang akhirnya turut meyakinkan AP dan AR untuk ikut serta. Bahkan ML menjanjikan jika tidak berhasil berangkat, uang akan dikembalikan pada para korban sepenuhnya. Hal itu diungkapkan YS yang sempat ditawari untuk berangkat ketika bulan ramadan 2024 lalu.

"Pada saat itu kita ditawari berangkat pas puasa karena nanggung mau lebaran akhirnya kita minta habis lebaran saja dengan pelunasan terkahir satu minggu pasca lebaran," ungkap YS, 16 Mei lalu.

Di hari pemberangkatan kelima korban dengan tujuan negara Serbia mereka diajak menginap di Yogjakarta selama 2 hari 3 malam dan menuju ke YIA pada Jumat 26 Mei 2024.

Rute yang dijanjikan oleh ML yaitu melalui negara Malaysia dan korban telah diberi tiket pulang pergi ke Malaysia.

Baca Juga: Mendaki Ilegal hingga Kena Hipotermia, Pendaki Asal Spanyol Dievakuasi di Gunung Merapi

YS menyebut bawa sebelum berangkat ML telah memberikan panduan pada kelima korban untuk tidak mengatakan kepada petugas tujuan asli mereka yakni ke Serbia untuk bekerja.

Dalih yang ditanamkan Pelaku ML adalah dengan meminta korban mengatakan akan melakukan tour ke Malaysia dengan bukti adanya tiket pulang.

Rencana ML gagal dan akhirnya kelimanya tertangkap di Bandara YIA setelah petugas Imigrasi membuka ponsel salah satu korban. Petugas menemukan adanya percakapan tertulis bahwa mereka hendak ke Serbia.

"Pada waktu itu kita bertujuh berangkatnya. Namun partner pelaku lolos tidak tertangkap petugas di bandara," imbuhnya.

Pelaku ML dibawa ke Polres Kulon Progo dan 5 korban ditampung di rusunawa Dinsos Kulon Progo selama 11 hari sebelum akhirnya dipulangkan ke Wonosobo pada Rabu 8 Mei  2024. Total kerugian kelima korban ditengarai mencapai Rp434 juta dengan tiap orang bervariasi antara Rp65 juta hingga Rp 96 juta.***

 

Editor: Erwin Abdillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah