KABAR WONOSOBO – Santa Claus atau jika di Indonesia dinamai Sinterklas, seringkali disebut dengan Saint Nicholas atau Santa di luar negeri.
Menurut sejarah Santa Claus, sosok melegenda dalam cerita masyarakat Eropa ini adalah representasi dari Saint Nicholas yang diketahui hidup pada abad ke-4 Masehi.
Saint Nicholas adalah seorang uskup yang lahir pada tahun 280 di Myra, kota kecil yang pernah menjadi bagian Imperium Romawi, tepatnya di wilayah Turki sekarang.
Baca Juga: Lirik dan Terjemahan Santa Claus is Coming To Town Michael Buble yang Sering Diputar Saat Natal
Semasa hidupnya, Saint Nicholas dikenal sebagai sosok yang berhati mulia dan sangat dermawan.
Ia mendedikasikan hidupnya bahkan harta warisannya, untuk membantu orang miskin dan orang sakit.
Saint Nicholas juga mempunyai kepedulian kepada anak-anak, ia melindungi anak-anak dari praktik kekerasan.
Baca Juga: Gereja Santa Anna Barcelona Bagikan Makanan Berbuka Puasa untuk Umat Muslim, Indahnya Toleransi
Ia juga suka membuat pesta atau perayaan dan menyediakan banyak hadiah untuk dibagikan kepada anak-anak.
Kebiasaan tersebut terus berlangsung hingga Uskup Nicholas dikabarkan telah meninggal dunia.
Beberapa orang mempercayai bahwa pada saat tertentu, seperti Natal, arwah Uskup Nicholas masih datang dan membagikan hadiah.
Baca Juga: Gajah Sinterklas Bagikan Masker ke Sekolah di Pesta Natal Thailand
Sejak itu, beberapa penganut Kristen meyakini adanya Santa Claus atau Saint Nicholas sebagai jelmaan Uskup yang sangat mereka cintai.
Namun, Uskup tersebut tidak digambarkan mempunyai tubuh gemuk dengan janggut panjang.
Dia justru digambarkan sudah berusia 60 tahun, memiliki kulit seperti minyak zaitun khas orang Yunani, mata cokelat, dan berambut abu-abu atau perak.
Pada tahun 1822, Clement Clarke Moore, seorang menteri Episkopal (keuskupan) menulis sebuah puisi Natal panjang untuk tiga putrinya yang berjudul Laporan Kunjungan dari Santa Claus.
Pada puisi tersebut, Moore menggambarkan Saint seperti apa yang sering kita lihat saat ini, yakni ‘peri tua periang’ dengan sosok gemuk dan kemampuan supranatural untuk menerbangkan kereta rusanya.
Meskipun beberapa gambaran Moore mungkin melihat dari sumber lain, puisinya membantu mempopulerkan gambaran Santa Claus yang sekarang dikenal sebagai sosok berkeliling dari rumah ke rumah pada malam Natal dan kemudian meninggalkan hadiah untuk anak-anak.***