Mengenal Yaqowiyu, Tradisi Rebutan Apem Saparan di Jatinom Klaten yang Dimulai Ki Ageng Gribig

- 5 September 2023, 07:05 WIB
puncak tradisi Saparan Yaqowiyu pada Jumat 1 September 2023
puncak tradisi Saparan Yaqowiyu pada Jumat 1 September 2023 /jaengprov.go.id

KABAR WONOSOBO – Salah satu tradisi unik dimiliki daerah Jatinom Klaten yang bernama Yaqowiyu yang dihelat tiap bulan Sapar. Bahkan ribuan warga dari berbagai daerah juga turut memeriahkan puncak tradisi Saparan Yaqowiyu pada Jumat 1 September 2023 lalu.

Puncak acara Yaqowiyu adalah berebut apem yang diikuti masyarakat yang memadati Alun-alun Sendang Plampeyan.

Di sanalah tempat yang menjadi vanue sebaran apem yang menjadi puncak tradisi Yaqowiyu, sebuah yang diadakan setiap bulan Sapar, atau bulan kedua penanggalan Jawa. Bagi masyarakat Jatinom, momen itu juga disebut Saparan yang ditandai penyebaran kue apem, penganan bundar terbuat dari tepung beras. Diikuti ribuan warga yang saling memperebutkannya dan memiliki sejarah panjang sejak masa kerajaan mataram.

Menurut sejarahnya, nama "yaqowiyu" berasal dari penyingkatan bacaan doa bagian akhir dalam bahasa Arab yang disebutkan sebelum apem dibagikan. Doa itu berbunyi "yaa qowiyyu, yaa aziz, qowwina wal muslimiin, yaa qowiyyu warzuqna wal muslimiin," atau merupakan doa untuk memohon kekuatan.

Baca Juga: 2 SMK Favorit di Klaten yang Masuk dalam Daftar 1000 Sekolah Terbaik Versi Kemendikbud

Ritual sebaran apem merupakan peninggalan Kyai Ageng Gribig dan apem yang disebar bagi para pesertanya dinilai membawa berkah.

Kisah itu diceritakan turun-temurun bahwa sepulang dari haji, Ki Ageng Gribig membawa dan membagikan kue yang waktu itu tidak banyak diketahui karena dibawa dari arab. Pemberian kue itu sebagai ungkapan rasa syukur atas selesainya perjalanan haji dan sampai dengan selamat.

Namun karena jumlah kue arab itu tidak mencukupi, maka istri dari Ki Ageng Gribig membuat kue yang serupa dan dikenal dengan sebutan kue apem yang diyakini namanya dari Bahasa arab Afwun yang berarti ampunan.

Baca Juga: Mengenal Pesugihan Kandang Bubrah: 5 Hal yang Wajib Diketahui, Mulai dari Ciri, Ritual hingga Pantangannya

Sosok Ki Ageng Gribig adalah salah satu ulama pada zaman Mataram yang menyebarkan Agama Islam khususnya di wilayah Jatinom. Ada juga sejarah yang mengaitkan Ki Ageng Gribig dengan Situs Sareyan di DIY.

Situs itu berada di Dusun Sareyan, Kalurahan Wonokromo, Kapanéwon Pleret, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Momen Yaqowiyu tahun 2023 juga dihadiri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang turut menyaksikan acara di Kompleks Makam Kiai Ageng Gribig, Jatinom, Klaten,pada 1 September 2023.

Hal itu mengingat setelah hampir tiga tahun karena pandemi agenda ditiadakan dan puncak tradisi Yaa Qowiyyu kembali bisa digelar masyarakat Jatinom.

Baca Juga: Ratusan Ribu Orang India Ritual Mandi Suci di Sungai Gangga, Bertepatan Gelombang Kedua Virus Corona

Menurut Ganjar, suasana puncak tradisi Yaa Qowiyyu tahun ini sepeti yang ia rasakan tiga atau empat tahun lalu, tepat sebelum pandemi menyerang dan membuat semua kegiatan yang menimbulkan keramaian dibatasi.

Baginya, tradisi Yaa Qowiyyu di samping momen menyebar apem kepada masyarakat patut dimaknai sebagai doa dan simbol persatuann selain juga bentuk berbagi rejeki dan doa agar masyarakat kuat.***

Editor: Erwin Abdillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah