‘Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan’ Ester Lianawati: Bacaan Wajib Meretas Patriarki

4 Juni 2022, 07:55 WIB
Buku Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan karya Ester Lianawati membicarakan mengenai psikologi feminis dalam upaya meretas budaya Patriarki. /Instagram/ @ester.lianawati.r/

KABAR WONOSOBO - Membicarakan mengenai Patriarki tidak terlepas dari adanya ketimpangan gender yang mau tidak mau harus diakui bahwa hal tersebut masih mengakar kuat di masyarakat, termasuk Indonesia. 

Buku 'Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan' karya Ester Lianawati tidak hanya membahas mengenai mengapa Patriarki masih menjalar. 

Namun, turut pula membicarakan bab tentang psikologi perempuan di tengah ketimpangan gender yang terjadi. 

Baca Juga: Novel Gadis Kretek Karya Ratih Kumala, Siap Jadi Serial Netflix

Masuk dalam 'Seri Gender' terbitan EA Books, Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan memiliki 291 halaman yang ditulis oleh seorang psikolog peneliti di Hypatia, Pusta Kajian Psikologi dan Feminisme, Ester Lianawati. 

Lulusan Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya Jakarta dan Magister Kajian Wanita dan Gender Universitas Indonesia tersebut menyoroti adanya 'sisi lain' di balik budaya Patriarki yang masih mengakar kuat di masyarakat, terutama untuk perempuan dan terlebih di Indonesia. 

Baca Juga: 20 Kutipan 'Laut Bercerita' Leila S Chudori, Novel yang Kisahkan Tragedi 1998

Psikologi feminis VS psikologi populer dunia

Psikologi feminis yang dibahas di buku Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan juga melibatkan para psikolog masyhur dunia.

Nama-nama seperti Sigmund Freud, Carl Jung, Karen Horney, Erik Erikson, dan Sir James Chichon Browne turut disebut sebagai rujukan buku.

Sigmund Freud merupakan salah satu psikolog kondang yang membuat teori psikoanalisis.

Teori psikoanalisis merupakan salah satu teori utama dalam psikologi.

Baca Juga: Sinopsis Tabula Rasa: Novel Karya Ratih Kumala yang Bahas LGBT

Sayang, teori Freud didasarkan pada pengalamannya menghadapi klien perempuan neutorik yang dibesarkan dalam budaya Austria patriarkal pada awal abad ke-19.

Sementara Carl Jung merupakan psikolog yang terkenal dengan Teori Jungian.

Salah satu Teori Jungian yang paling terkenal yaitu adanya konsep mengenai Peta Jiwa atau Map of The Soul.

Salah satu konsep Peta Jiwa yaitu Anima dan Animus yang ternyata dikembangkan Carl Jung berkat psikoanalisis feminis.

Baca Juga: Eka Kurniawan Gambarkan Tuntutan Maskulinitas Lelaki dalam Novel Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas

Nama Sabina Spielrein merupakan sosok psikoanalisis feminis pertama yang pada 1913 menulis mengenai kekuatan psike perempuan.

Sayang, nama Sabina Spielrein tidak seterkenal Carl Jung dan hanya dikenal sebagai “perempuan yang mengganggu rumah tangga Jung”.

Carl Jung dan Sabina Speilrein sempat diangkat menjadi film berjudul A Dangerous Method yang dibintangi Keira Knightley.

Baca Juga: Hilman Hariwijaya Meninggal Dunia, Penulis Novel Lupus dan Olga yang Ngetrend Tahun 90-an

Budaya Patriarki dan para perempuan di Indonesia

Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan membahas budaya Patriarki yang masih diagungkan di Indonesia.

Ester Lianawati tidak hanya membahas mengenai budaya Patriarki melalui sudut pandangnya.

Namun, juga membahas mengenai kesejangan gender yang masih menjadi momok mengerikan perempuan melalui karya-karya peneliti.

Baca Juga: The Loneliest Girl in The Universe, Novel Psikologi Thriller Garapan Lauren James (Bagian 1)

Nama-nama seperti Clariss Pinkola Estes, Helen Thompson Wooley, hingga R.A. Karini digunakan Ester Lianawati.

Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan mengupas mengenai dunia Patriarki yang masih terjadi tidak hanya di Indonesia.

Namun, di seluruh dunia pada umumnya.

Baca Juga: 5 Perempuan Kuat dalam Novel Populer Indonesia, Salah Satunya dari Laut Bercerita Leila Chudori

Mengenai perempuan dan ‘budaya’ yang mengikuti

Ester Lianawati tidak hanya membongkar mengenai rangkaian psikologi feminis yang masih dianggap hanya “kepentingan perempuan”.

Namun, juga memberikan pemahaman-pemahaman lama yang terkadang luput dipahami orang awam.

Pemahaman misal, mengenai menstruasi, perempuan lajang, kesetaraan gender, serta tugas laki-laki dan perempuan diluruskan oleh Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan.

Baca Juga: Ulasan Buku Save The Cat Jessica Brody yang Jadi Panduan Terakhir Penulis sebelum Menulis Novel

Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan menghadirkan teori tentang perempuan yang menuntut untuk dipahami. Bukan untuk menggurui.

Pemahaman lama yang harusnya dipahami melalui sudut pandang baru diungkapkan Ester Lianawati secara gamblang.

 

Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan bukan hanya untuk perempuan

Ester Lianawati melalui Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan mengemukakan pengetahuan mengenai perempuan secara menyeluruh.

Mengenai otoritas tubuh hingga psikologi perempuan.

Baca Juga: Kutipan Semua Perempuan itu Pelacur dari Novel Cantik Itu Luka Viral, Eka Kurniawan Tanggapi Santai

Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan merupakan bacaan wajib, termasuk untuk perempuan dan laki-laki.

Hal tersebut beralasan lantaran banyak pemahaman berlaku hingga sekarang yang keliru.

Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan menjadi salah satu buku wajib.

Terutama karena, seharusnya, pemberdayaan gender tidak hanya dilakukan oleh para perempuan yang masih menjadi sosok ‘kedua’ di beragam sistem di masyarakat.***

Editor: Khaerul Amanah

Sumber: Buku "Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan"

Tags

Terkini

Terpopuler