Gambarkan Mahasiswa Hadapi Rezim Tahun 1998, Inilah Quotes Novel Laut Bercerita karya Leila S Chudori

- 11 Oktober 2021, 23:12 WIB
Sampul novel Laut Bercerita karya Leila S Chudori
Sampul novel Laut Bercerita karya Leila S Chudori /@leilachudori

KABAR WONOSOBO― Novel Laut Bercerita karya Leila S Chudori diterbitkan pertama kali pada tahun 2017 oleh Kepustakaan Populer Gramedia.

Novel yang menceritakan mengenai kisah Biru Laut dengan para aktivis yang melawan Orde Baru era Soeharto tersebut menjadi perhatian publik.

Lima tahun berlalu, Laut Bercerita masih menjadi karya sastra bernilai sejarah yang sering dijadikan rekomendasi.

Baca Juga: Sinopsis Laut Bercerita Karya Leila S Chudori, Kisah Pilu Biru Laut yang Rekam Masa Kelam Orba

Berikut merupakan kutipan terkenal dari novel Laut Bercerita yang menjadikan Tragedi Semanggi 1998 sebagai latar.

  • Matilah engkau mati. Kau akan hidup berkali-kali.
  • Kamu harus bisa membedakan mereka yang bermulut besar, omong besar, dengan mereka yang memang serius ingin memperbaiki negeri ini.
  • Semakin aku tumbuh dan semakin melahap banyak bacaan perlahan aku menyimpulkan bahwa ada dua hal yang selalu menghantui orang miskin di Indonesia: kemiskinan dan kematian.
  • Pengkhianat ada di mana-mana, bahkan di depan hidung kita, Laut. Kita tak pernah tahu dorongan setiap orang untuk berkhianat: bisa saja duit, kekuasaan, dendam, atau sekadar rasa takut dan tekanan penguasa.

Baca Juga: Ini Alasan Pentingnya Baca Novel Sejarah Bagi Generasi Muda, Coba Mulai dari Laut Bercerita Leila S Chudori

  • Aku hanya ingin kau paham, orang yang suatu hari berkhianat pada kita biasanya adalah orang yang tak terduga, yang kau kira adalah orang yang mustahil melukai punggungmu.
  • Apa yang kita peroleh di ruang kuliah dan kampus tak akan cukup. Di kampus kita hanya belajar disiplin berpikir, tetapi pengalaman yang memberi daya dalam hidup adalah di lapangan.
  • Tak semua keluarga harmonis dan menyenangkan seperti keluargamu, Laut. Kau beruntung.
  • Kau tak akan bisa memperolehnya dengan bersembunyi. Kau harus menghampirinya dan menggeggam tangannya tanpa pernah melepasnya lagi.
  • Aku ingin perempuan tak selalu menjadi korban, menjadi subjek yang ditekan, yang menjadi damsel in distress

Baca Juga: Quotes di Novel Malam Terakhir Karya Leila S Chudori yang Beri Pencerahan tentang Pandangan Hidup

  • DPRD dan DPR selama ini adalah septic tank, tempat penampungan belaka. Negara ini sama sekali tidak mengenal empat pilar. Kami hanya mengenal satu pilar kokoh yang berkuasa: presiden.
  • Kita tak boleh jatuh, tak boleh tenggelam, dan sama sekali tak boleh terempas karena peristiwa ini. Kebenaran ada di tangan mereka yang memihak rakyat.
  • Setiap langkahmu, langkah kita, apakah terlihat atau tidak, apakah terasa atau tidak, adalah sebuah kontribusi, Laut. Mungkin saja kita keluar dari rezim ini 10 tahun lagi atau 20 tahun lagi, tapi apapun yang kamu alami di Blangguan dan Bungurasih adalah sebuah langkah. Sebuah baris dalam puisimu. Sebuah kalimat pertama dari cerita pendekmu.
  • Sudah. Kamu membuat pertama dari puisi hidupmu. Kamu melawan.

Baca Juga: 4 Novel Berlatar Tragedi G30S PKI, Pulang Karya Leila S Chudori hingga Amba Karangan Laksmi Pamuntjak

  • Aku menemukan cahaya yang kecil. Sesekali. Aku menemukan orang-orang baik, orang-orang yang ingin negara ini menjadi Indonesia yang bersih dan berubah.
  • Kita tidak bisa memusuhi seseorang karena pekerjaan ayahnya, kalau begitu nanti sama saja dengan pemerintah yang sekarang sedang kita lawan.
  • Peristiwa yang tak nyaman atau menyakitkan tidak perlu dihapus, tetapi harus diatasi.
  • Sama seperti Mas Laut, para lelaki ini selalu tak kepingin terlihat ada sebutir air mata pun di wajah mereka, seolah-olah air mata akan mengurangi maskulinitas. Tapi kaum ini sering lupa: menekan-nekan depresi dan rasa pedih sangat berbahaya.

Baca Juga: Ini Lima Sastrawan Perempuan Berpengaruh, dari Dee Lestari hingga Leila S. Chudori

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Instagram


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x