Ulasan Novel 'Laut Bercerita' Leila S Chudori yang Gambarkan Aksi Penculikan Aktivis Tahun 1998

24 September 2022, 21:10 WIB
Simak ulasan lengkap novel Laut Bercerita karya Leila S Chudori. /@leilachudori

KABAR WONOSOBO - Leila S Chudori merupakan salah satu penulis Indonesia yang sukses dengan novel berlatar sejarah, seperti Pulang hingga Laut Bercerita. 

Laut Bercerita sendiri merupakan novel karya Leila S Chudori yang telah diangkat menjadi film dengan Reza Rahadian hingga Dian Sastro sebagai pemain utama. 

Telah dicetak ulang puluhan kali, Laut Bercerita masih menduduki salah satu novel sejarah populer Indonesia yang terbaik. 

Baca Juga: Jadwal Tayang Drama Korea Little Women, Kisah 3 Bersaudara Adaptasi Novel Louisa May Alcott

Terutama dengan tema yang diangkat, yaitu kisah di balik penculikan aktivis di akhir era Orde Baru tahun 1998 silam. 

Leila S Chudori menggunakan tokoh seperti Biru Laut hingga Kasih Kinanti untuk menggambarkan kengerian penculikan aktivis di akhir era kepemimpinan Soeharto yang lengser tahun 1998 silam. 

Orde Baru sendiri merupakan salah satu sejarah kelam Indonesia yang hingga kini masih terus diceritakan ulang dalam berbagai media seni, novel Laut Bercerita salah satunya. 

Baca Juga: Review Novel 'Amba' Laksmi Pamuntjak, Ambil Latar Kerusuhan G30S PKI

Kepiawaian Leila S Chudori mengolah sejarah mengerikan Indonesia

Terbit perdana pada tahun 2017, Laut Bercerita menceritakan tentang penculikan yang dilakukan oleh tim Elang terhadap aktivis yang terlibat pada aksi 1998.

Bukan berfokus kepada aksinya yang terjadi pada Mei 1998, tetapi lebih kepada para pendahulu alias mereka yang diculik dan keluarga beserta orang-orang yang ditinggalkan.

Leila S Chudori menggunakan dua point of view atau sudut pandang untuk bercerita, yaitu tokoh sentral bernama Biru Laut yang akan bercerita tentang kronologi penculikan sampai bagaimana ia menghilang; kemudian sudut pandang Asmara Jati yang menceritakan tentang kegelisahan mereka yang ditinggalkan dalam menunggu kejelasan tentang mereka yang hilang.

Baca Juga: Kutipan 'Laut Bercerita' Leila S Chudori; Novel Sejarah tentang Tragedi Penculikan Aktivis Tahun 1998

Pemilihan dua sudut pandang bercerita tersebut membuat Laut Bercerita “lebih hidup”.

Leila S Chudori tak hanya menyajikan sebuah kisah fiksi mengenai aksi mengerikan yang terjadi di akhir masa pemerintahan Soeharto.

Namun, turut pula memberikan gambaran hari-hari suram dari salah satu saksi sejarah kelam Indonesia tersebut.

 Baca Juga: Sinopsis Bukan Cinderella: Adaptasi Novel Wattpad yang Jadi Film Perdana Fuji

Biru Laut dan representasi perjuangan nyata

Biru Laut merupakan nama tokoh utama dari novel masyhur Leila S Chudori ini, Laut Bercerita.

Tak hanya menceritakan mengenai kengerian yang harus dihadapi Biru Laut dan kawan-kawan setelah diculik oleh Tim Mawar.

Namun, Laut Bercerita juga menampilkan sisi lain, selain fokus untuk merunut sejarah tentang hilangnya para aktivis.

Laut dan kawan-kawan turut memberitahu pembaca bagaimana harus bersikap untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik lagi.

Tidak hanya berfokus pada diri sendiri, melainkan kepada mereka yang suaranya tidak didengar.  

 Baca Juga: Novel Gadis Kretek Karya Ratih Kumala, Siap Jadi Serial Netflix

Tak ada perempuan lemah di Laut Bercerita

Leila S Chudori juga turut menjadikan tokoh perempuan sebagai sosok yang kuat, berbeda jauh dengan beberapa roman yang sering ditemui.

Misalnya, Kasih Kinanti yang menjadi sosok ketua gerakan tempat Biru Laut berada.

Ia digambarkan sebagai sosok perempuan tangguh yang tak gentar bersuara.

Kinan menjadi sosok perempuan yang berdiri di hadapan lelaki.

Seperti analogi gubahan Anjani, bukan Sinta yang diselamatkan oleh Rama.

Melainkan Rama yang diculik oleh Rahwana dan Sinta yang akan menyelamatkan Rama.

Walaupun sama seperti Biru Laut, Kinan menghilang dan tidak pernah terlihat lagi jejaknya.

 Baca Juga: 20 Kutipan 'Laut Bercerita' Leila S Chudori, Novel yang Kisahkan Tragedi 1998

Blurb Laut Bercerita - Leila S Chudori

Jakarta, Maret 1998

Di sebuah senja, di sebuah rumah susun di Jakarta, mahasiswa bernama Biru Laut disergap empat lelaki tak dikenal. Bersama kawan-kawannya, Daniel Tumbuan, Sunu Dyantoro, Alex Perazon, dia dibawa ke sebuah tempat yang tak dikenal. Berbulan-bulan merek disekap, diinterogasi, dipukul, ditendang digantung, dan disetrum agar bersedia menjawab satu pertanyaan penting: siapakah yang berdiri di baik gerakan aktivis dan mahasiswa saat itu.

Baca Juga: Review Novel 'Laut Bercerita' Leila S Chudori: Misteri Hilangnya Aktivis Tahun 1998

Jakarta, Juni 1998

Keluarga Arya Wibisana, seperti biasa, pada hari Minggu sore memasak bersama, menyediakan makanan kesukaan Biru Laut. Sang ayah akan meletakkan satu piring untuk dirinya, satu piring untuk sang ibu, satu piring untuk Biru Laut, dan satu piring untuk si bungsu Asmara Jati. Mereka duduk dan menanti dan menanti. Tapi Biru Laut tak kunjung kembali.

Baca Juga: Bocoran Novel Bright Jessica Eks Girls' Generation yang Masih Ramai Dibahas Netizen

Jakarta, 2000

Asmara Jati, adik Biru Laut, beserta Tim Komisi Orang Hilang yang dipimpin oleh Aswin Pradana mencoba mencari jejak mereka yang hilang serta merekam dan mempelajari testimoni mereka yang kembali. Anjani, kekasih Laut, para orangtua dan istri aktvis yang hilang menuntut kejelasan tentang anggota keluarga mereka. Sementara Biru Laut, dari dasar laut yang sunyi bercerita kepada kita, kepada dunia tentang apa yang terjadi pada dirinya dan kawan-kawannya.***

Editor: Khaerul Amanah

Tags

Terkini

Terpopuler