Laut Bercerita - Leila Chudori: Tragedi Penculikan Aktivis 1998 dari Kacamata Biru Laut

24 Desember 2022, 08:36 WIB
Leila Salikha Chudori atau Leila Chudori adalah pengarang novel berlatar sejarah Orde Baru 1998 Indonesia dengan tokoh utama bernama Biru Laut, yaitu Laut Bercerita. /Instagram/ @leilachudori/Leila S Chudori

  

KABAR WONOSOBO― Leila Salikha Chudori atau biasa yang kita kenal sebagai Leila Chudori merupakan salah satu sastrawan sekaligus jurnalis terkenal asal Indonesia.

Alumni Trent University, Kanada, tersebut terkenal luas dengan ragam karya memukainya.

Salah satu karya terbaik Leila Chudori adalah novel Laut Bercerita yang dalam waktu dekat bakal cetak ulang untuk ke-54 kalinya.

Baca Juga: Sinopsis The Big 4, Film Bergenre Komedi Action Indonesia yang Menduduki Daftar 10 Film Teratas di Netflix

Laut Bercerita yang telah diadaptasi menjadi sebuah film pendek dengan Reza Rahadian hingga Dian Sastrowardoyo sebagai pemeran utama merupakan fiksi berlatar sejarah.

Mengambil akhir pemerintahan Soeharto, Laut Bercerita mengisahkan tentang tragedi penculikan aktivis di tahun 1998 melalui tokoh utama bernama Biru Laut.

Kepopuleran novel yang berisi kritik sosial-politik tersebut sendiri sampai menduduki sebagai salah satu novel sejarah terbaik di Indonesia.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Keraton Kasunanan Surakarta Diserbu Oknum Bersenjata, Cucu Raja Solo Ditodong Senjata Api

Novel ini sendiri mengangkat tema kisah di balik penculikan aktivis pada era Orde Baru.

Laut Bercerita menggunakan dua point of view, yaitu melalui Biru Laut dan Asmara Jati.

Sudut pandang pertama akan dibawakan oleh kronologi penculikan seorang aktivis bernama Biru Laut, sampai bagaimana ia menghilang.

Baca Juga: Tips Parenting: Kurangi Ucapkan 'Hati-Hati' Pada Anak, Mengapa?

Sedangkan untuk bagian kedua adalah bercerita tentang Asmara Jati yang menceritakan kegelisahan keluarga berikut upaya pencarian para aktivis 1998 yang hilang.

Dalam novel ini, Leila Chudori tidak hanya menyajikan sepenggal kisah fiksi mengenai tragedi 1998 saja.

Namun, juga turut membawa emosi para pembaca lewat gambaran hari-hari suram dari salah satu bencana kemanusiaan dalam sejarah kekuasaan Indonesia atas Soeharto tersebut.

Baca Juga: SEGERALAH BERTAUBAT! Berikut 7 Cara Untuk Menghapus Dosa Gibah

Telah menjadi ciri khasnya, Leila Chudori juga kembali menghadirkan tokoh-tokoh perempuan kuat, seperti Asmara Jati hingga Kasih Kinanti.

Kasih Kinanti, misalnya, ia digambarkan sebagai sosok perempuan tangguh yang tidak takut untuk menyampaikan pendapatnya, sehingga menjadikan ia sosok perempuan yang berdiri di hadapan lelaki.

Namun nasib Kinan sendiri sama seperti Biru Laut, ia menghilang dan tak pernah terlihat lagi jejaknya.

Baca Juga: Penjelasan Medis tentang Baby Blues, Lengkap dengan Ciri dan Cara Mengatasi  

Selain Biru Laut yang pertama kali rilis pada tahun 2017, penulis kelahiran Jakarta, 12 Desember ini telah melahirkan berbagai karya sastra lainnya.

Termasuk Nadira, yaitu kumpulan cerita pendek yang diterbitkan pada tahun 2009, serta novel Pulang (2012) yang menggunakan dua tragedi kemanusiaan Indonesia, yaitu konflik 1965 dan 1998.***

Editor: Khaerul Amanah

Tags

Terkini

Terpopuler