Apa Itu Hipospadia? Kenali Gejala dan Penyebab Kelainan Alat Reproduksi Bawaan Lahir ini

- 15 Maret 2021, 22:54 WIB
Ilustrasi bunga Clitoria.
Ilustrasi bunga Clitoria. /wikipedia id

KABAR WONOSOBO – Beberapa waktu lalu warganet dihebohkan dengan kabar tentang Aprilia Manganang, mantan atlet voli putri yang juga seorang anggota TNI berpangkat Sersan Dua (Serda). kehebohan itu berkaitan dengan sebuah masalah medis bernama Hipospadia atau Hypospadias.

Sehingga akhirnya pihak medis menetapkan sosok perempuan yang dahulu akrab disapa Aprilia itu kini resmi ditetapkan sebagai laki-laki. Meskipun karirnya sebagai pevoli putri sempat naik daun, kini sosoknya disorot lagi lantaran pengumuman terkait jenis kelaminnya.

Bukan hasil dari melakukan prosedur transgender, Aprilia Manganang ternyata mengidap kelainan fisik yang bernama Hipospadia dan memang terjadi meskipun sangat langka.

 Baca Juga: Sah, Aprilia Manganang Ditetapkan Laki-laki, Anggota TNI AD plus Atlet Voli Putri dengan Kondisi Hipospadia

Hipospadia adalah suatu kelainan yang menyebabkan letak lubang kencing (uretra) bayi laki-laki menjadi tidak normal. Kondisi ini merupakan kelainan bawaan sejak lahir.

Hipospadia dapat diketahui melalui pemeriksaan fisik setelah bayi dilahirkan, tanpa harus dilakukan pemeriksaan penunjang.

Namun, pada hipospadia yang parah, pemeriksaan lanjutan, seperti pemeriksaan genetik dan uji pencitraan, dibutuhkan untuk mengetahui kelainan lain yang terjadi pada kelamin bayi.

Baca Juga: Sering Disepelekan, ‘Beton’ Biji Nangka Ternyata Kaya Manfaat, bahkan Atasi Penyakit Kanker

Normalnya, uretra terletak tepat di ujung penis. Namun orang yang mengalami hipospadia lubang kencing terletak di bagian bawah kepala penis, dan sebagian lain memiliki lubang kencing di bagian bawah batang penis.

Lubang kencing juga bisa berada di area skrotum atau kantung zakar, tetapi kondisi ini jarang terjadi.

Akibat letak letak lubang kencing yang tidak normal, penderita hipospadia akan mengalami gejala seperti percikan urine tidak normal saat buang air kecil, kulup hanya menutupi bagian atas kepala penis ataupun bentuk penis melengkung ke bawah.

Baca Juga: Kandungan Alkohol Tinggi hingga Mitos Sebabkan Keguguran, Ini Alasan Durian Tidak Cocok Dikonsumsi Ibu Hamil

Hipospadia sendiri terjadi karena perkembangan uretra dan kulup penis saat di dalam kandungan terganggu.

Tampaknya, karena bentuk kelamin yang tidak normal tersebut, keluarga Aprilia Manganang jadi salah membaca jenisnya dan mendaftarkan Aprilia sebagai anak perempuan.

Padahal secara anatomis, Aprilia tidak memiliki organ dalam layaknya wanita pada umumnya, contohnya rahim.

Baca Juga: Kenali 4 Model Mobil Listrik Tesla dan Harganya yang Naik Rp140 Juta Tahun ini

Penyebab kondisi ini belum diketahui secara pasti, namun ada sejumlah faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seorang anak mengalami hipospadia.

Bisa jadi karena sang ibu mengandung pada saat berusia 35 tahun ke atas atau menderita obesitas dan diabetes saat hamil.

Bisa juga karena sang ibu menjalani terapi hormon untuk merangsang kehamilan atau terpapar asap rokok atau pestisida saat hamil

 Baca Juga: Makam Demonstran Heroik Angel Kyal Sin Dibongkar, Picu Kemarahan Publik Myanmar

Selain karena faktor di atas, memiliki keluarga yang pernah mengalami hipospadia dan kemungkinan anak terlahir secara prematur, juga dapat meningkatkan risiko anak mengalami hipospadia.***

 

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: alodokter.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x