Mereka lantas dipertemukan kembali dalam perjalanan untuk memenuhi ambisi Raras Prayagung. Musuh sesungguhnya di Aroma Karsa.
Ia digambarkan sebagai seorang perempuan yang teramat ingin menemukan bunga Puspa Karsa. Tanaman yang sesungguhnya merupakan perwujudan dari Sang Hyang Bathari Karsa.
Walaupun digambarkan seolah-olah Puspa Karsa yang paling jahat karena berusaha terus terlahir dengan menitis melaui satu perempuan ke perempuan lain, tetapi jika diamati lebih lanjut ia tidak sejahat itu.
Puspa Karsa tidak akan memiliki keinginan untuk menitis jika tidak hadir tokoh seperti Raras Prayagung yang termakan obsesi pribadi.
Terlibat dalam perjalanan memburu ‘obsesi Raras’ membuat Suma dan Jati mulai mendapati hal lain tentang masa lalu mereka. Tentang tragedi yang terjadi di awal kelahiran mereka, tugas Jati yang sesungguhnya, dan target Puspa Karsa yang asli.
Petualangan tersebut menyajikan kisah romansa yang mulai tumbuh antar Jati dan Suma, kisah-kisah mistis di balut fantasi di Dwarapala, perjalanan dua tokoh utama meraih tujuan masing-masing, dan akhir yang harus diterima Raras Prayagung.
Novel setebal 700-an halaman ini tidak hanya sekadar susunan kalimat saja. Dee Lestari seperti seorang essais yang menyajikan penelitiannya lewat sebuah karya sastra.
Membaca Aroma Karsa akan membuat pembaca tenggelam dalam diksi-diksi indah pilihan penulis. Cerita tentang Tanaya Suma dan Jati Wesi disusun secara runut. Seperti ketika seseorang menulis titik-titik kecil membentuk satu garis panjang.