Kutipan Buku Ada Serigala Betina Dalam Diri Setiap Perempuan Ester Lianawati, Bacaan Wajib Meretas Patriarki

- 24 Desember 2021, 16:47 WIB
Simak kutipan buku Ada Serigala Betina Dalam Diri Setiap Perempuan, ilustrasi diambil dari laman
Simak kutipan buku Ada Serigala Betina Dalam Diri Setiap Perempuan, ilustrasi diambil dari laman /Freepik

KABAR WONOSOBO― Ada Serigala Betina Dalam Diri Setiap Perempuan karya Ester Lianawati merupakan buku yang membahas tentang budaya patriarki.

Tulisan di dalamnya juga berisikan hal-hal yang menarik untuk disimak sekaligus di resapi.

Berikut beberapa kutipan buku Ada Serigala Betina Dalam Diri Setiap Perempuan karya Ester Lianawati:

Baca Juga: Rekomendasi Buku Hari Ibu 22 Desember, Ada Serigala Betina Dalam Diri Setiap Perempuan Ester Lianawati

  • Perempuan tidak memiliki banyak peluang dibandingkan laki-laki untuk bereksperimen dalam dunia nyata dan mewujudkan segala keinginannya. Namun dengan berempati terhadap apa yang dirasakan orang lain, ia “menghidupkan” pengalaman-pengalamannya. (Halaman 73)
  • Perempuan liar paham bahwa sebagai perempuan, ia tidak berfungsi untuk menyenangkan orang lain dan apalagi memuaskan tatapan orang lain. (Halaman 110)
  • Sudah hampir mati sekalipun, terseok-seok, serigala betina akan bangkit. (Halaman 112)
  • Perempuan, jika saat ini Anda merasa hidup Anda kering dan monoton, jika Anda dicekam ketakutan, rasa bersalah, kepahitan, kesedihan. Jika Adan merasa terkekang, dikendalikan, tidak berdaya, dan putus asa, itu pertanda ada energi keliaran dalam diri Anda yang mendesak untuk dikeluarkan. (Halaman 113)
  • Tanpa disadari, budaya kita membentuk perempuan menjadi naif. Kenaifan dan kepolosan seorang melengkapi kecantikan. Perempuan yang tersiup malu ketika digoda akan lebih menarik ketimbang perempuan yang berani menatap balik si pria. (Halaman 116)
  • Baca Juga: Sinopsis Novel Amba Karangan Laksmi Pamuntjak Sajikan Roman hingga Nilai Moralitas dan Sejarah Bangsa
  • Jika perempuan cerdas, kritis, banyak bertanya (dan tidak naif) sering kali dianggap menakutkan. (Halaman 117)
  • Dalam keterbatasan pilihan, dalam kondisi menderita sekalipun, perempuan masih dapat melakukan hal-hal yang berguna bagi dirinya dan orang lain. (Halaman 142)
  • Menjadi perempuan yang sejahtera bukanlah menjadi perempuan yang sempurna. Menjadi perempuan yang sejahtera justru menjadi perempuan yang bebas dari kompleks-kompleks kesempurnaan yang standarnya diciptakan dan dipaksakan masyarakat atas diri perempuan. Menjadi sejahtera adalah menjadi diri yang telah bebas dari upaya mencapai kesempurnaan, dari kekhawatiran untuk menjadi tidak normal karena berbeda atau menyimpang dari apa yang sudah ditentukan masyarakat. (Halaman 143)
  • Baca Juga: Sinopsis Laut Bercerita Karya Leila S Chudori, Kisah Pilu Biru Laut yang Rekam Masa Kelam Orba
  • Mengapa kita meminta perempuan untuk perlu merasa cantik sementara kita telah menetapkan kriteria yang kejam untuk menilai kecantikan perempuan? (Halaman 168)
  • Izinkan kita mencintai diri kita sendiri apa adanya, cantik ataupun tidak cantik menurut standar masyarakat. Kemampuan untuk jujur dan tulus dengan diri sendiri, dan membebaskan diri dari pandangan orang lain adalah dasar dari cinta diri, dan cinta diri mutlak diperlukan untuk dapat mengasihi orang lain. (Halaman 169)
  • Hidup perempuan belumlah usai saat ia tidak dapat menjadi ibu. Ia justru matijika hanya melekatkan identitasnya hanya pada satu fungsi saja. (Halaman 198)
  • Orang tua dan anggota keluarga atau orang-orang terdekat lainnya seharusnya bisa lebih bijaksana dan berhati-hati untuk tidak menjadi “pembantai” anak dan saudaranya yang tidak (Halaman 213)
  • Anehnya semua orang meminta kita untuk cepat-cepat menikah, tanpa membeberkan persoalan-persoalan perkawinan yang mereka alami. (Halaman 215)***

Editor: Khaerul Amanah

Sumber: Buku Ada Serigala Perempuan dalam Diri Setiap Perempuan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x