Alasan Generasi Muda Wajib Baca Novel Sejarah, Salah Satunya karena Tak Semua Fakta Diungkap

- 24 September 2022, 21:23 WIB
Novel Gadis Kretek dari Ratih Kumala merupakan salah satu contoh buku berlatar sejarah Indonesia.
Novel Gadis Kretek dari Ratih Kumala merupakan salah satu contoh buku berlatar sejarah Indonesia. /Instagram/ @sastragpu/

KABAR WONOSOBO - Ahmad Tohari, Pramoedya Ananta Toer, Eka Kurniawan, Leila S Chudori, Ratih Kumala, hingga Laksmi Pamuntjak dan Ayu Utami merupakan beberapa nama yang membawa sejarah Indonesia dalam karya mereka. 

Belum lama ini, novel dengan latar yang menyunggung sejarah kerusuhan G30S PKI yaitu Gadis Kretek (karya Ratih Kumala) bahkan telah diumumkan siap tayang sebagai serial original Netflix. 

Dilansir oleh Kabar Wonosobo melalui Gramercy Books Bexley, novel atau buku fiksi bertema sejarah rupanya diperlukan oleh generasi muda. 

Baca Juga: Ulasan Novel 'Laut Bercerita' Leila S Chudori yang Gambarkan Aksi Penculikan Aktivis Tahun 1998

Seperti diketahui, Indonesia sendiri merupakan negara yang telah merdeka kurang lebih 77 tahun lamanya dengan beragam sejarah yang turut membangun. 

Seperti sejarah gemilang kemenangan melawan penjajah hingga melahirkan Proklamasi pada 17 Agustus 1945 silam, hingga sejarah kelam seperti Gestapu hingga tragedi Orde Baru tahun 1998 silam. 

Sejarah tersebut turut pula dialihwahanakan menjadi berbagai media seni, seperti pertunjukan, tari, musik, film, bahkan novel. 

Baca Juga: Jadwal Tayang Drama Korea Little Women, Kisah 3 Bersaudara Adaptasi Novel Louisa May Alcott

Sebut saja novel Laut Bercerita karya Leila S Chudori yang sukses gambarkan kengerian penculikan aktivis di akhir masa pemerintahan Orde Baru tahun 1998 silam. 

“Membaca fiksi sejarah membuat kita memahami apa yang telah terjadi,” tulis Linda Kass, seorang koresponden jurnalis sekaligus penulis asal Ohio, seperti dilansir oleh Kabar Wonosobo melalui laman yang sama.

Novel sejarah menyajikan cerita di masa lalu yang tidak mungkin diungkap dalam konteks penelitian melalui karangan fiksi.

Baca Juga: Review Novel 'Amba' Laksmi Pamuntjak, Ambil Latar Kerusuhan G30S PKI

Leila S Chudori, misalnya, ia menjadi salah satu sastrawan dan juga jurnalis berpengaruh di Indonesia.

Karya-karyanya yang terkenal seperti Laut Bercerita dan Pulang, keduanya menggunakan latar sejarah kelam Indonesia.

Fiksi sejarah membantu pembaca, terutama generasi muda, memahami kisah di masa lalu yang tidak mungkin dimuat jurnal-jurnal.

Baca Juga: Kutipan 'Laut Bercerita' Leila S Chudori; Novel Sejarah tentang Tragedi Penculikan Aktivis Tahun 1998

Melalui sastra sejarah, pembaca juga diajak untuk memahami sisi kemanusiaan melalui para tokoh yang diciptakan.

Biru Laut, karakter utama dalam novel Laut Bercerita karya Leila S Chudori, misalnya, merupakan seorang mahasiswa yang merepresentasikan para aktivis yang menghilang dalam tragedi Semanggi tahun 1998 silam.

Melalui karakter Biru Laut, pembaca dibawa untuk memahami konflik yang terjadi di antara militer dengan rakyat Indonesia kala itu.

Baca Juga: Sinopsis Bukan Cinderella: Adaptasi Novel Wattpad yang Jadi Film Perdana Fuji

Kekejaman Orde Baru, kerjasama para aktivis, hingga keterlibatan masyarakat untuk terbebas dari rezim Soeharto dihadirkan oleh Leila S Chudori di dalamnya.

Menjadi salah satu karya sastra berlatar sejarah yang patut untuk dibaca, Laut Bercerita dapat digunakan sebagai novel pembuka untuk buku-buku berikutnya.***

Editor: Khaerul Amanah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x