Network
KABAR WONOSOBO - Perilaku dan status kejiwaan menjadi alat bukti yang cukup kuat bagi hakim untuk menjatuhi hukuman 20 tahun penjara kepada Jessica Wongso atas kasus kematian Wayan Mirna Salihin akibat racun sianida. Dalam video di kanal Youtube Denny Sumargo, Shandy Handika dan Prof. Eddy O.S. Hiariej mengungkapkan betapa pentingnya riwayat hidup dan status kejiwaan untuk membuat profil pelaku kejahatan.
Dalam kasus Jessica Wongso, riwayat psikologi dan rekam jejak kehidupannya selama di Australia menjadi informasi penting untuk menilai karakter dari Jessica Wongso. Menurut anggota kepolisian Australia, John Jesus Torres mengungkap bahwa Jessica memiliki 14 catatan kasus di kepolisian Australia. Jessica pernah dilaporkan oleh mantan kekasihnya, Patrick O’Connor karena mengancam akan melakukan bunuh diri.
Ia juga pernah berselisih dengan mantan bosnya ketika bekerja di layanan Ambulance NSW, mengemudi dalam kondisi mabuk, dan menabrak sebuah panti jompo dengan mobil pribadinya. Jessica juga diketahui pernah mengonsumsi obat anti depresan, dan berdasarkan evaluasi psikologis, dirinya disebut memiliki kepribadian ganda.
Baca Juga: Edi Darmawan Ngaku Punya, Kenapa Video Jessica Taburkan Racun Sianida Tak Muncul di Persidangan?
“Jessica itu kalau menurut hasil psikiatri mempunyai dua kepribadian. Jadi kadang bisa baik, kadang bisa langsung marah dan lain sebagainya,” ungkap Shandy Handika, jaksa yang dulu menangani kasus Jessica.
Pernah Nonton Film yang Berkaitan dengan Sianida
Prof. Eddy mengungkap sebuah fakta mencengangkan mengenai Jessica Kumala Wongso semasa wanita tersebut tinggal di Australia. Informasi yang didapat dari pihak kepolisian Australia tersebut menyebut bahwa Jessica pernah menonton sebuah film tentang pembunuhan menggunakan sianida sebelum kasus kematian Mirna terjadi.
“Meskipun saya harus mengatakan bahwa sebetulnya banyak yang kita peroleh dari kepolisian Autralia. Jadi mungkin ada hal-hal yang sangat bersifat private yang itu tidak bisa dikeluarkan ke publik. Artinya memang tidak dapat dijadikan bukti di pengadilan,” ujar Prof. Eddy.
Baca Juga: 4 Bukti Tidak Langsung yang Membuat Jessica Divonis 20 Tahun Penjara
“Misalnya seperti dalam laporan digital forensic yang dilakukan oleh Kepolisian Australi, yang itu kemudian sempat ditemukan oleh dr. Natalie, salah satu ahli dalam perkara itu. Beliau psikiatri kehakiman ya,” ungkap Prof Eddy.
