Buntut Film Kiblat, 10 Film Horor Indonesia yang Membawa-Bawa Agama Ini Dianggap Menyesatkan, Apa Saja?

- 28 Maret 2024, 15:36 WIB
Poster film Kiblat yang ditarik dari peredaran karena dianggap kampanye hitam terhadap agama Islam.
Poster film Kiblat yang ditarik dari peredaran karena dianggap kampanye hitam terhadap agama Islam. /Instagram.com/@aresdimahdi/

Pemilik akun Instagram @aresdimahdi mengajak umat Islam agar kompak memboikot hal ini dengan aksi nyata. Dia menilai film horor Indonesia tersebut memberikan pemahaman agama Islam menjadi menyesatkan.

"Konten yang sesat, akan semakin membuat kita disesatkan dan akhirnya menyesatkan yang lain. Disanalah kehancuran akan terus terjadi dan menjadi goal setting mereka," ujarnya.

Baca Juga: Janjikan Chemistry Romantis Kim Soo Hyun dan Kim Ji Won, Ini Sinopsis Queen of Tears

Dilansir dari akun Instagram @aresdimahdi, ada 10 film horor Indonesia yang dinilai menyesatkan, berikut daftar selengkapnya:

  1. Kiblat, Leo Pictures (2024)
  2. Pemandi Jenazah, VMS Studio (2024)
  3. Munkar, MD Picture (2024)
  4. Sijjin, Rapi Films (2023)
  5. Sijjin, Rapi Films (2023)
  6. Khanzab, Dee Company (2023)
  7. Waktu Maghrib, Rapi Films (2023)
  8. Tasbih Kosong, Macora Cinema (2023)
  9. Menjelang Maghrib, Helroad Film (2022)
  10. Makmum, Dee Company (2019)

Baca Juga: Sinopsis, Jadwal Tayang dan Daftar Pemain Film Ancika : Dia Yang Bersamaku 1995

 

'Jangan Semua Film Horor Dimusuhi'

Kritikus film, Hikmat Darmawan, berharap Lembaga Sensor Film (LSF) tidak melarang film horor Indonesia, termasuk film Kiblat tayang di bioskop.

Jika ada koreksi terhadap eksploitasi agama, maka sebaiknya dibicarakan oleh ahlinya. Sebab industri film melibatkan banyak orang yang mencari penghidupan. Apabila dilarang, maka akan berdampak pada perekonomian banyak orang.

"Jangan buru-buru diboikot dan semua film horor dimusuhi, kalau ada adegan yang tidak sesuai bisa dipotong. Negara harus melindungi kebebasan berekspresi kalau sebuah film sudah dinyatakan lulus sensor," ujar Himat Darmawan dilansir Kabar Wonosobo dari BBC News Indonesia.***

Halaman:

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Pikiran Rakyat BBC


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x