Afrika Selatan Tekan Jumlah Penangkaran Singa untuk Menjaga Konservasi dan Pariwisata

12 Mei 2021, 22:43 WIB
ilustrasi seekor singa di penangkaran di Afrika Selatan. /pickyourtrail.com

 

KABAR WONOSOBO – Menteri Lingkungan Afrika Selatan menegaskan bahwa Pemerintahnya akan secara resmi menekan jumlah tempat penangkaran singa.

Hal ini dilakukan setelah para panelis peninjau lingkungan menyimpulkan bahwa industri tersebut mengorbankan konservasi singa liar dan merusak pariwisata.

Dalam laporan tersebut, panelis yang ditunjuk oleh Kementerian pada tahun 2019 itu merekomendasikan agar Afrika Selatan mengakhiri pembiakan dan pemeliharaan singa di penangkaran untuk keuntungan ekonomi.

 Baca Juga: Miris, Dana Bantuan Pandemi Malah Digunakan Membuat Patung Cumi-cumi Raksasa di sebuah kota di Jepang

Dilansir Kabar Wonosobo dari Reuters, sebanyak 26 orang menjadi panelis yang telah ditunjuk oleh Kementerian Lingkungan untuk mengikuti kegiatan dalam menekan jumlah penangkaran singa.

Afrika akan melarang warganya untuk melakukan kegiatan berburu singa liar dan melarang adanya interaksi wisata seperti membelai anak singa.

Para panelis juga merekomendasikan moratorium segera pada perdagangan kerangka singa seperti tulang, karena menimbulkan resiko besar bagi populasi singa liar di Afrika Selatan.

 Baca Juga: Brie Larson Menyanyikan lagu On the Ground milik Rosé Blackpink, Ini Komentar Rosé dan Penggemarnya

Segala pengumuman pelarangan tersebut disampaikan langsung oleh pihak Kementerian Lingkungan pada hari Minggu 2 Mei 2021.

Barbara Creecy selaku Menteri Kehutanan, Perikanan dan Lingkungan menanggapi laporan tersebut dengan mengatakan bahwa Kementerian akan mengadopsi semua yang direkomendasikan dalam laporan dari panelis.

 “Saya telah meminta departemen terkait untuk mengambil tindakan yang sesuai dan memastikan bahwa konsultasi yang diperlukan untuk implementasi akan dilakukan,” kata Barbara.

 Baca Juga: Makam Manusia Tertua Berumur 78.000 Tahun Lebih Ditemukan di Kenya, Afrika Timur

Kementerian sekarang akan memulai proses konsultasi dengan berbagai pemangku kepentingan dan mengembangkan kebijakan tentang konservasi keanekaragaman hayati untuk persetujuan oleh kabinet.

Sementara untuk kasus mengenai cadangan cula badak dan gading gajah di Afrika, para panel merekomendasikan agar pihak kementerian melakukan konsultasi dengan negara-negara lain di blok Afrika Selatan.

Hal tersebut guna mengetahui bagaimana kondisi atau persediaan gading dan cula badak saat ini di Afrika.

 Baca Juga: 3 Maret, Peringatan World Wildlife Day Alias Hari Hidupan Liar Sedunia, Pelajari Sejarah hingga Tema Tahun ini

Legalisasi perdagangan cula badak juga menjadi permasalahan utama di Afrika Selatan, karena cukup tingginya angka perdagangan tersebut.

Para konservasionis mengkhawatirkan perdagangan cula badak yang terus-menerus berlangsung sehingga dapat merangsang permintaan di Asia.

Seperti yang diketahui bahwa di Asia, permintaan tulang, gading, dan cula hewan tertentu memang cukup tinggi namun hal ini perlu diatur kembali supaya tatanan alam tidak cepat rusak.***

 

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler