Serangan Udara Israel dan Hamas Palestina Tewaskan 35 warga Palestina dan 3 Warga Israel

13 Mei 2021, 11:40 WIB
Hamas Palestina luncurkan roket sebagai bentuk balasan terhadap serangan udara yang dilakukan Israel di Gaza. Tangkapan Layar Youtube CBC News: The National. /Youtube.com/ CBC News: The National

KABAR WONOSOBO – Hubungan antara Israel dan Palestina kembali memanas menjelang lebaran Idul Fitri 2021 dengan serangan di wilayah sengketa.

Israel dan kelompok Hamas Palestina melakukan aksi saling balas serangan udara di wilayah jalur Gaza.

Serangan udara dari kedua belah pihak menyebabkan 35 warga Palestina dan 3 warga Israel tewas.

 Baca Juga: Menlu Retno Marsudi Ajak OKI dan GNB Segera Selesaikan Permasalahan Israel dan Palestina Bersama-Sama

Pihak Israel menyebut bahwa yang menjadi sasaran mereka dalam serangan udara tersebut adalah kelompok Hamas Palestina.

Serangan udara Israel ditujukan ke pusat Intelijen dan situs peluncuran roket Hamas di daerah tersebut.

Perseteruan antara Israel dan Hamas Palestina yang terjadi pada Rabu 12 Mei dini hari waktu setempat itu adalah serangan udara yang paling besar dan intensif sejak perang tahun 2014 di Gaza.

 Baca Juga: Festival Keagamaan Lag BaOmer di Israel Tewaskan 44 Orang, Akibat Berdesakan di Lorong Sempit

Saking intensifnya, serangan udara tersebut memicu kekhawatiran dari berbagai pihak jikalau situasinya semakin meningkat hingga di luar kendali.

Tor Wennesland, Utusan Perdamaian PBB untuk Timur Tengah meminta pemimpin Hamas dan Israel untuk mengambil sikap dan menghentikan serangan di antara keduanya.

"Perang di Gaza sangat menghancurkan dan biayanya dibayarkan oleh nyawa orang-orang yang tak bersalah. PBB bekerja dengan semua pihak untuk memulihkan ketenangan. Hentikan kekerasan sekarang," tulis Wennesland melalui akun Twitter-nya.

 Baca Juga: 7 Jenis Operasi Plastik Populer idol K-Pop, Simak Tahapannya yang Dibeberkan Way Crayon Pop

Hamas mengatakan pihaknya telah menembakkan sebanyak 210 roket ke arah Beersheba dan Tel Aviv sebagai balasan terhadap pemboman gedung menara di Gaza.

Serangan ini disebut sebagai tindak lanjut dari bentrokan yang terjadi di kompleks Masjid Al-Aqsa antara polisi Israel dan warga Palestina.

Ismail Haniyeh, Pemimpin kelompok militan Hamas mengatakan bahwa Israel telah menembakkan api di Yerusalem dan Al-Aqsa hingga api meluas ke Gaza sehingga mereka harus bertanggung jawab atas konsekuensinya.

 Baca Juga: Warga Palestina Rayakan Dibukanya Pembatas Israel, Gerbang Damaskus Yerusalem Timur Pasca Bentrokan 13 April

Mohammad Shtayyeh, Perdana Menteri Palestina juga mengatakan bahwa tindakan Israel di wilayah Palestina adalah wujud rasisme yang paling keji.

"Upaya untuk mengusir orang-orang Sheikh Jarrah (di Yerusalem) dari rumah mereka bukanlah masalah hukum, namun masalah politik, dan peradilan Israel secara politis diarahkan untuk melawan kehadiran Palestina di kota tersebut," ujar Shtayyeh.

Sementara itu, Amerika Serikat mengatakan bahwa Israel punya hak sah untuk membela diri dari serangan roket.

 Baca Juga: Langkah Balas Dendam atas Ledakan yang Diduga Didalangi Israel, Iran Makin Gencar Perkaya Nuklirnya

Namun begitu, Amerika Serikat tetap menekan Israel agar menjadikan Yerusalem sebagai tempat hidup berdampingan.

Amerika Serikat juga menunda upaya Dewan Keamanan PBB  untuk mengeluarkan pernyataan mengenai ketegangan antara Israel dan Palestina.

Amerika Serikat menyebut pernyataan tersebut bisa berbahaya bagi upaya di belakang layar untuk mengakhiri kekerasan di antara keduanya.***

 

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: voi.id

Tags

Terkini

Terpopuler