KABAR WONOSOBO – Danish Siddiqui (38), seorang jurnalis Reuters tewas dalam sebuah baku tembak pada Jumat, 16 Juli 2021 saat melakukan peliputan perang di Afghanistan.
Sejak awal pekan ini, Siddiqui yang berasal dari India ditugaskan meliput pertempuran antara pasukan Afghanistan dan Taliban.
Siddiqui berada di medan tempur bersama dengan pasukan Afghanistan, yang berbasis di provinsi selatan Kandahar.
“Sangat menyakitkan mendengar berita sedih tentang pembunuhan seorang teman, Danish Siddiqui di Kandahar. Wartawan India yang bergabung dengan pasukan keamanan Afghanistan,” kata Duta Besar Afghanistan untuk India, Farid Mamundzay di Twitter.
Mamundzay juga meyampaikan belasungkawanya atas insiden ini dimana dia bercerita sebelumnya sempat bertemu dengan sang jurnalis.
“Saya bertemu dengannya (Siddiqui) 2 minggu lalu sebelum keberangkatannya ke Kabul. Saya mengucapkan belasungkawa untuk keluarganya dan Reuters,” kata Mamundzay.
Sementara itu, Presiden Reuters Michael Friedenberg merasa kehilangan atas meninggalnya jurnalis Siddiqui di distrik Spin Boldak.
“Danish Siddiqui adalah jurnalis yang luar biasa dan ayah yang baik, serta kolega yang sangat dicintai. Pikiran kami bersama keluarganya pada saat yang mengerikan ini,” kata Michael.
Baca Juga: Putri Jurnalis dan Presenter Ramalan Cuaca Al Roker Akhirnya Menikah di Usia 34 Tahun
Sebelumnya, Siddiqui mengatakan, dia terluka di lengan oleh pecahan peluru, saat melaporkan bentrokan tersebut.
Dia sempat dirawat akibat lukanya itu dan Taliban kemudian mundur dari pertempuran di Spin Boldak.
Komandan Afghanistan mengatakan, Siddiqui telah berbicara dengan penjaga toko ketika Taliban kembali melakukan serangan.
Juru bicara Taliban mengatakan tidak mengetahui bahwa ada wartawan yang melaporkan secara langsung dari lokasi pertempuran.
Pertempuran yang berlangsung sangat sengit membuat pihak Taliban tidak mengetahui bagaimana Siddiqui terbunuh.
Siddiqui yang menetap di Mumbai, merupakan seorang fotografer Reuters dan telah menerima penghargaan Pulitzer.
Dia menyandang gelar Sarjana Komunikasi Massa dari Pusat Penelitian Komunikasi Massa AJK di Jamia Millia Islamia, Delhi pada tahun 2007.
Siddiqui melalui karirnya sebagai koresponden berita televisi, beralih ke jurnalisme foto, dan bergabung dengan Reuters sebagai pekerja magang pada tahun 2010.
Baca Juga: PRMN Fokus Peningkatan Profesionalitas Jurnalis dengan Menggelar Uji Kompetensi Wartawan
Sebagai seorang jurnalis, Siddiqui juga pernah meliput kerusuhan Delhi 2020, pandemi Covid-19, gempa Nepal pada 2015 dan demo di Hongkong.
Karya-karyanya juga telah diterbitkan di New York Times, The Guardian, The Washington Post, Wall Street Journal dan National Geographic Magazine.***