China Ancam Pendukung Kemerdekaan Taiwan Akan Dipidana Seumur Hidup

5 November 2021, 20:36 WIB
Bendera Taiwan di alun-alun menjelang perayaan hari nasional di Taoyuan, Taiwan, 8 Oktober 2021. /REUTERS/Ann Wang/Files

KABAR WONOSOBO - China akan membuat orang-orang yang mendukung kemerdekaan Taiwan bertanggung jawab secara pidana seumur hidup, kata juru bicara Kantor Urusan Taiwan China, Jumat.

Dikutip dari Reuters, Jum'at kantor tersebut menyebut Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang, Ketua Parlemen You Si-kun dan Menteri Luar Negeri Joseph Wu sebagai orang-orang yang "keras kepala pro-kemerdekaan Taiwan".

Ini adalah pertama kalinya China secara konkret memberikan hukuman bagi orang-orang yang dianggap pro-kemerdekaan Taiwan, karena ketegangan meningkat antara daratan dan pulau yang diklaim China sebagai miliknya.

Baca Juga: Dua Terpidana Mati Jepang Gugat Negara Karena Hanya Diberitahu Beberapa Jam Sebelum Eksekusi

Selain itu, China akan memberlakukan hukuman pada orang-orang dalam daftar, dengan tidak membiarkan mereka memasuki daratan dan Daerah Administratif Khusus China di Hong Kong dan Makau, kata juru bicara Zhu Fenglian dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.

"Orang-orang yang masuk daftar hitam tidak akan diizinkan untuk bekerja sama dengan entitas atau orang-orang dari daratan, juga perusahaan atau entitas yang mendanai mereka tidak akan diizinkan untuk mengambil untung dari daratan," katanya.

Politisi Taiwan sebagian mengandalkan sumbangan dari perusahaan untuk mendanai kampanye pemilihan mereka. Banyak perusahaan Taiwan memperoleh keuntungan dari melakukan bisnis dengan daratan. Puluhan ribu orang Taiwan saat ini bekerja di daratan.

Baca Juga: Pelapor Pelanggaran Facebook Frances Haugen Desak Mark Zuckerberg Mundur

China juga akan mengambil "tindakan lain yang diperlukan" terhadap orang-orang ini, kata Zhu.

Dia mengatakan pesan yang ingin dikirim China kepada pendukung kemerdekaan Taiwan agar "Mereka yang melupakan leluhur mereka, mengkhianati tanah air dan memecah belah negara, tidak akan pernah berakhir dengan baik dan akan ditolak oleh rakyat dan dihakimi oleh sejarah."***

Editor: Arum Novitasari

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler