Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy Klaim Warganya Disiksa dan Dieksekusi, Rusia Sebut Provokasi

4 April 2022, 15:45 WIB
Presiden Ukraina Zelensky Volodymyr sebut warganya disiksa dan dieksekusi Rusia. /nypost.com

KABAR WONOSOBO - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan warganya disiksa dan dieksekusi di jalan oleh pasukan Rusia.

"Ratusan orang tewas. Disiksa, dieksekusi warga sipil. Mayat di jalan-jalan. Daerah ranjau. Bahkan mayat orang mati ditambang," kata Zelenskiy seperti dikutip Kabar Wonosobo dari Reuters, Senin.

Zelenskiy mengatakan jelas Barat akan memberlakukan serangkaian sanksi baru terhadap Rusia, tetapi menurutnya itu tidak cukup.

Baca Juga: Ukraina Sebut 410 mayat Ditemukan Di Dekat Kyiv, Saksi Mata Trauma

Menteri Dalam Negeri Denys Monastyrskiy mengatakan jelas bahwa ratusan warga sipil telah tewas, tetapi dia tidak ingin mengatakan secara pasti berapa banyak, karena upaya masih dilakukan untuk membersihkan ranjau di daerah itu.

"Warga setempat banyak yang dianggap hilang. Kami tidak bisa memberikan angka pasti, tapi ada banyak orang," katanya.

Ukraina juga mengklaim telah menemukan 410 mayat di kota-kota dekat Kyiv sebagai bagian dari penyelidikan kemungkinan kejahatan perang oleh Rusia.

Baca Juga: Mayat-mayat Bergelimpangan di Butcha Ukraina, Rusia Menyangkal Pembantaian Sipil

Bahkan beberapa saksi sangat trauma dengan cobaan berat mereka sehingga mereka tidak dapat berbicara, kata jaksa tinggi negara itu pada hari Minggu, 3 April 2022.

Rusia dilaporkan telah menarik diri dari beberapa daerah di sekitar Kyiv.

Walikota di Bucha mengatakan bahwa 300 penduduk telah dibunuh oleh pasukan Rusia dimana pejuang Chechnya menguasai daerah itu.

Baca Juga: Seorang Kontributor Media Terbunuh Saat Liput Perang Rusia - Ukraina

Namun Rusia telah membantah tuduhan bahwa pasukannya membunuh warga sipil di Bucha.

Moskow mengatakan tidak ada penduduk yang menderita akibat kekerasan dari pasukan Rusia.

Rusia menuduh Kyiv melakukan apa yang dianggapnya sebagai provokasi yang dibuat-buat untuk media Barat.***

Editor: Arum Novitasari

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler