Buntut Pembakaran Al Quran oleh Ekstremis Sayap Kanan, Iraq Panggil Diplomat Swedia

18 April 2022, 20:15 WIB
Ekstremis sayap kanan Swedia lakukan demonstrasi termasuk bakar Al Quran. /ULF WIGH/WIGHSNEWS/via REUTERS

KABAR WONOSOBO― Polemik di Swedia akibat demonstrasi yang dilakukan ekstremis sayap kanan kian memanas.

Dilansir oleh Kabar Wonosobo melalui laman Daily Sabah, Rasmus Paludan pemimpin Denmark dari Partai Stram Kurs membakar Al Quran di Linkoping, selatan Swedia.

Hal tersebut membuat diplomat Swedia dipanggil oleh Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) Iraq.

Pihak Kemenlu Iraq bahkan menggarisbawahi bahwa peristiwa pembakaran Al Quran tersebut sebagai bentuk “implikasi serius hubungan Swedia dengan semua Muslim.”

Baca Juga: Mengenal Lagom, Konsep Hidup Sederhana yang Membuat Masyarakat Swedia Penuh Dengan Kebahagiaan

Seperti yang diketahui, Al Quran sendiri merupakan kitab suci yang diturunkan kepada umat Islam atau Muslim di seluruh dunia.

Selain menegaskan hubungan pembakaran Al Quran mengenai hubungan Swedia dengan semua Muslim di dunia, Iraq juga mewanti-wanti hal lain.

Iraq menegaskan bahwa Swedia harus bertindak tegas atas tindakan demonstran ekstremis sayap kanan yang berpotensi memicu sentimen keagamaan tersebut.

Ekstremis sayap kanan yang melakukan pembakaran Al Quran sendiri disebut didalangi oleh Rasmus Paludan.

Rasmus Paludan merupakan pimpinan Partai Stram Kurs yang disebut anti-imigran dan anti-Islam.

Baca Juga: Menteri Swedia Sebut Krisis Afghanistan Dapat Membawa Kehancuran

Rasmus Paludan sendiri merupakan sosok berkebangsaan Denmark-Swedia yang pimpin demonstrasi oleh Partai Stram Kurs.

Tak hanya Al Quran, polisi setempat memberikan keterangan bahwa ekstremis sayap kanan Swedia tersebut juga membakar tempat sampah, mobil, dan bus.

Pembakaran Al Quran yang dilakukan oleh kelompok ekstremis sayap kanan Swedia sendiri disebut tak lepas dari fenomena Islamofobia yang memburuk pada tahun 2019 lalu.

Sebelum Swedia yang dilakukan baru-baru ini, teror kepada umat Muslim di Eropa karena Islamofobia telah dilakukan di beberapa tempat.

Seperti Christchurch Selandia Baru, Jerman, Inggris, Perancis, dan Norwegia.

“Masjid-masjib telah ditargetkan di seluruh Eropa, sebabkan kematian dan menyebabkan banyak korban,” tulis laman Daily Sabah.

Baca Juga: Finlandia, Swedia, dan Denmark Membatasi Penggunaan Vaksin Moderna Untuk Pria Dibawah 30 Tahun

Islamofobia sendiri tak lepar dari grup teroris yang masih menghantui.

Beberapa pemerintahan Eropa bekerja untuk menetralkan mereka.

Namun, tak sedikit yang memilih untuk menormalisasinya menggunakan gerakan Islamofobia dengan umat Muslim sebagai target.

Laman Daily Sabah melanjutkan bahwa media arus utama dan lembaga swasta juga patut bertanggung jawab.

Pasalnya, mereka menyebarkan informasi anti-Muslim yang kian merugikan komunitas Muslim.***

Editor: Khaerul Amanah

Sumber: Daily Sabah

Tags

Terkini

Terpopuler