Fakta Virus Cacar Monyet, Temuan Baru WHO yang Ditandai dengan Demam dan Ruam Khusus

21 Mei 2022, 10:00 WIB
WHO temukan virus baru yaitu monkeypox atau cacar monyet yang ditandai dengan demam dan ruam dengan ciri khas khusus, sejauh ini ditemukan 100 kasus di Eropa. /Denis Balibouse/REUTERS

KABAR WONOSOBO― Telah ditemukan 100 kasus di Eropa (per 21 Mei 2022), virus baru bernama monkeypox atau cacar monyet miliki ciri khusus.

Dilansir oleh Kabar Wonosobo melalui laman Reuters, WHO menyebut bahwa virus cacar monyet atau monkeypox memiliki ciri tertentu, yaitu demam serta ruam berbentuk khusus.

Informasi seputar penyebab, gejala, dan fakta menarik cacar monyet pun terus diperbarui melalui publikasi dan website resmi Organisasi Kesehatan Dunia lembaga WHO.

Baca Juga: Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua Cegah Penularan Virus pada Anak, Simak Selengkapnya

Sebelum menjalar hingga ditemukan 100 kasus di Eropa per 21 Mei 2022, monkeypox alias cacar monyet pertama kali diumumkan WHO pada 18 Mei 2022 dalam dua temuan khusus.

Melansir pemberitaan WHO (18/05/2022), Inggris mengonfirmasi adanya dua temuan kasus baru pada 13 Mei 2022, satu di antaranya dicurigai sebagai monkeypox.

Kedua sampel tersebut berasal dari rumah yang sama.

Pada 15 Mei 2022, empat kasus tambahan kembali dilaporkan.

Baca Juga: Obat Covid 19 dari Jepang Disebut Aktif Bersihkan Virus

Berbeda dengan kasus yang pertama, fakta menarik cacar monyet di Inggris berasal dari Layanan Kesehatan Seksual yang mengalami penyakit ruam vesikular dan pada pria gay, biseksual, dan pria lain yang berhubungan seks dengan pria.

Cacar monyet atau monkeypox sendiri merupakan virus yang menjangkit hewan liar, seperti pengerat atau primata.

Kasus ini pertama kali terdeteksi pada anak laki-laki berusia 10 tahun yang tinggal di pedalaman Kongo pada 1970.

Baca Juga: Teori Zombie di Drama Happiness dan All of Us Are Dead, Sama-Sama Berasal dari Virus Buatan

Hingga saat ini, cacar monyet menjadi epidemi di benua Afrika seperti Nigeria dan Kongo.

Penemuan cacar monyet di beberapa negara Eropa tentu menyita perhatian publik lantaran sebelumnya penyakit ini tidak ditemukan di wilayah mana pun kecuali Afrika.

Saat ini, Lembaga Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat sedang melakukan pemantauan terhadap 6 orang yang disebut mengidap cacar monyet.

Baca Juga: Apa Itu Deltacron? Varian Baru Virus Covid 19 Kombinasi Delta dan Omicron

Diketahui, 6 pasien tersebut tertular usai duduk berdekatan dengan orang yang memiliki riwayat perjalan dari Nigeria ke Inggris pada awal mei lalu.

Lembaga itu juga meneliti kasus cacar monyet pada pria Massachusetts yang baru-baru ini melakukan perjalanan ke Kanada.

Dijelaskan oleh WHO, cacar monyet atau monkeypox sendiri memiliki beberapa fakta, seperti dijelaskan di bawah ini.

Baca Juga: Pria Asal Inggris Ini Dinyatakan Negatif Covid-19 Setelah Hampir Satu Tahun Terpapar Virus Tersebut

Pertama, cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox yang merupakan anggota genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae.

Kedua, virus ini tergolong penyakit menular yang terjadi di wilayah hutan hujan tropis Afrika Tengah dan Barat.

Ketiga, cacar monyet atau monkeypox memiliki gejala demam, ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Terkadang, disertai pula dengan komplikasi lain.

Baca Juga: Fakta Menarik Penyebaran Virus Zombie di Kota Hyosan 'All of Us Are Dead', Bukan dari Rumah Sakit

Keempat, inkubasi cacar monyet berlangsung dari 2-2 minggu dengan rasio kasus kematian telah sekitar 3-6%.

Kelima, cacar monyet ditularkan melalui kontak antar orang, atau orang dengan hewan yang terinfeksi.

Penularan terjadi lewat cairan tubuh, dan benda yang terkontaminasi virus monkeypox.

Terakhir, vaksin (MVA-BN) dan pengobatan khusus (tecovirimat) telah ditetapkan sebagai cara pengobatan cacar monyet oleh WHO, keduanya disetujui pada disetujui tahun 2019 dan 2022.***

Editor: Khaerul Amanah

Sumber: WHO Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler