KABAR WONOSOBO - Ternyata ada ancaman yang lebih berbahaya dibandingkan Pandemi COVID-19 yang selama hampir dua tahun ini melanda Indonesia dan menyebabkan korban lebih dari 14.000 jiwa.
Ancaman virus radikalisme disebut Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Polisi Ahmad Nurwahid bisa lebih berbahaya.
Brigjen Polisi Ahmad Nurwahidbertindak selaku keynote speaker dalam Dialog Kebangsaan memperingati Hari Kesaktian Pancasila, di Pendapa Kabupaten Wonosobo, Jumat 1 Oktober 2021.
Dialog tersebutdibuka Bupati Afif Nurhidayat dan dihadiri tamu khusus Habib Husein Al Jafar.
Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Dituntut 10 Bulan Penjara, Tim Kuasa Hukum Eks-Ketua FPI Bakal Ajukan Banding
Brigjen Ahmad menyebut pandemi virus ideologi radikal saat ini telah menginfeksi tak kurang dari 30 Juta penduduk Indonesia, dan berpotensi mengancam keutuhan Negara Kesatuan yang dibangun di atas dasar ideologi Negara, yaitu Pancasila.
“Barangkali sebagian dari kita ini belum menyadari bahwa di balik pandemi COVID-19 ini ternyata ada pandemi yang lebih berbahaya, yaitu pandemi virus ideologi radikal,” kata Brigjen Ahmad.
Kenapa disebut lebih berbahaya dari pandemi COVID-19, Brigjen Ahmad menjelaskan bahwa radikalisme adalah paham hulu yang berhilir atau berujung pada tindakan terorisme.
Membicarakan terorisme adalah berarti juga membicarakan aksi-aksi yang tidak hanya menimpa Indonesia saja, melainkan juga berbagai Negara di sleuruh penjuru Dunia.