“Dalam seminggu terakhir, tiga pasien saya meninggal di rumah karena mereka tidak bisa mendapatkan tempat tidur. Sebagai seorang dokter, memang begitu. perasaan yang mengerikan," kata Gururaj.
Yogesh Dixit, seorang penduduk negara bagian Uttar Pradesh utara, mengatakan awal pekan ini bahwa dia harus membeli dua tabung oksigen masing-masing seharga 12.000 rupee (sekitar Rp2,4 juta dengan kurs Rp200/INR) untuk ayahnya yang sakit
Harga tersebut lebih mahal dua kali lipat dari biaya normalnya, namun ia terpaksa menebusnya karena rumah sakit yang dikelola pemerintah di Lucknow kehabisan perbekalan.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang India Ritual Mandi Suci di Sungai Gangga, Bertepatan Gelombang Kedua Virus Corona
Dixit menambahkan bahwa dia harus menjual perhiasan istrinya untuk memenuhi biaya tersebut.
Tidak hanya itu, tempat kremasi utama di Lucknow, ibu kota negara bagian Uttar Pradesh utara, menerima hampir 200 jenazah pada hari Minggu.
"Mayat ada di mana-mana, bahkan mereka dikremasi di trotoar yang dimaksudkan untuk berjalan. Saya tidak pernah melihat mayat sebanyak itu dalam hidup saya," kata Shekhar Chakraborty, warga Uttar Pradesh utara yang lain.
Baca Juga: 32 Juta Warga Kelas Menengah India Turun Jadi Kelas Bawah Karena Pandemi Covid-19 Setahun
Di Kanpur, kota lain di negara bagian Uttar Pradesh, 35 platform baru yang bersifat sementara telah didirikan di Bithoor-Sidhnath Ghat yang membentang di sepanjang Sungai Gangga untuk mengkremasi mayat.
Dikatakan juga bahwa 75 gerbong kereta api di ibu kota India telah diubah menjadi rumah sakit yang menyediakan 1.200 tempat tidur tambahan untuk pasien COVID-19.