Tahun 2020 lalu, serpihan Long March-5B lain yang telah memasuki bumi menghujani kawasan Pantai Gading (Côte d'Ivoire) dan merusak beberapa bangunan namun tidak dilaporkan adanya korban karena peristiwa tersebut.
"Negara-negara (yang mengirimkan benda ke) antariksa harus meminimalkan risiko terhadap orang dan properti di Bumi dari masuknya kembali objek luar angkasa dan memaksimalkan transparansi mengenai operasi tersebut," kata Administrator NASA Bill Nelson.
Meskipun salah satu puing Long march-5B sudah jatuh ke bumi, negara-negara yang berada pada jalur lintasan roket masih cemas dengan adanya hantaman susulan dari puing-puing yang belum jatuh.
"Sangat penting bahwa China dan semua negara antariksa dan entitas komersial bertindak secara bertanggung jawab dan transparan di luar angkasa untuk memastikan keselamatan, stabilitas, keamanan, dan keberlanjutan jangka panjang aktivitas luar angkasa," kata Nelson.
Jonathan McDowell, astrofisikawan yang bermarkas di Harvard menyebutkan bahwa zona puing bisa mencapai New York, Madrid atau Beijing di utara, sampai Chile dan Wellington di selatan.
Baca Juga: Apa Sebenarnya Gravitasi? Ini Besar Gaya Gravitasi yang Mampu Ditoleransi Manusia di Planet Lain
Munculnya kasus ini membuat para ahli antariksa menganggap bahwa China tidak bertanggung jawab terhadap puing-puing luar angkasanya.***