"Hamas adalah organisasi anti Semit. Saya tidak yakin banyak orang yang berpartisipasi dalam debat media sosial benar-benar memahami sifat radikal dan fasis Hamas," kata Sagi, dilansir Kabar Wonosobo dari Reuters.
Pun begitu, Hamas sebagai pihak tertuduh menolak tuduhan anti Semitisme dari Sagi Karni tersebut.
Israel menurut Karni telah mengakui bahwa ada korban sipil selama 11 hari permusuhan.
Namun Karni menambahkan, satu-satunya cara bagi pihak manapun untuk memiliki pengaruh yang berarti atas apa yang terjadi di Timur Tengah adalah dengan menjalin hubungan dengan Israel.
"Kami bersedia berbicara, kami bersedia untuk bertemu, dan pintu terbuka sejauh yang kami ketahui. Saya tidak berpikir begitu sulit untuk menemukan kami," tutur Karni.
Baca Juga: Baru Beberapa Jam Gencatan Senjata di Gaza, Israel dan Palestina Kembali Bentrok di Yerusalem
Sejauh ini, Israel baru memiliki kedutaan besar di Vietnam, Thailand, Filipina, dan Myanmar di kawasan Asia Tenggara.
Sementara itu Indonesia, Malaysia, dan Brunei masih aktif mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk turun tangan dan menghentikan "kekejaman yang dilakukan terhadap rakyat Palestina".
Ketiga negara yang tidak memiliki hubungan formal dengan Israel itu telah berulang kali menyerukan penghentian pendudukan Israel atas wilayah Palestina.