Baca Juga: Pengakuan Kim Jong Un tentang Ekonomi Korea Utara, Berjuang Hadapi Situasi Terburuk Negaranya
Warga sampai-sampai diharuskan untuk menyetorkan dua liter urine yang nantinya akan diolah menjadi pupuk untuk pertanian.
Selain kesulitan karena keadaan dalam negeri yang semrawut, Korea Utara semakin mengalami keterpurukan karena pandemi Covid-19.
Sejak pandemi Covid-19 diumumkan sebagai wabah global, Korea Utara diketahui memutuskan untuk menutup perbatasan negaranya dengan negara lain.
Padahal selama ini Korea Utara bergantung pada China dalam sektor makanan, pupuk dan bahan bakar.
Baca Juga: Pegawai Kedutaan Rusia dan Keluarganya ‘Mudik’ Pakai Kereta Dorong , Kabur dari Korea Utara
Diketahui bahwa menurut statistik Korea Utara membutuhkan sekitar 5,75 juta ton makanan setiap tahunnya.
Belum lagi adanya sanksi internasional yang diterapkan terhadap negara totaliter itu yang membuat keadaan rakyatnya semakin menderita.
Kim Jong Un berharap bahwa para pejabat pemerintahan di bawahnya untuk melakukan 'Arduous March' demi menyelamatkan warga dari krisis pangan tersebut.
Sebagai pemimpin negara yang dinilai cukup arogan, Kim Jong-Un diketahui sangat jarang sekali secara sadar mau mengakui kondisi krisis yang terjadi di Korea Utara.