Kim Jong Un Sebut Korea Utara Dilanda Kesulitan Pangan, Dampak Pandemi dan Sanksi Internasional

- 19 Juni 2021, 23:04 WIB
Kim Jong Un dalam sebuah rapat menyatakan bahwa negaranya tengah menghadapi kesulitan pangan. Tangkapan layar Youtube NBC News.
Kim Jong Un dalam sebuah rapat menyatakan bahwa negaranya tengah menghadapi kesulitan pangan. Tangkapan layar Youtube NBC News. /Youtube.com/ NBC News

KABAR WONOSOBO – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un beberapa waktu lalu mengakui bahwa negaranya tengah mengalami krisis pangan.

Kim Jong-Un menyampaikan keadaan tersebut dalam suatu pertemuan dengan para pemimpin senior Korea Utara.

"Situasi pangan rakyat sekarang semakin tegang," ujar Kim Jong-un dalam laporannya.

Dilansir Kabar Wonosobo dari BBC News, penyebab dari kelangkaan pangan itu adalah karena produksi gandum di negara tersebut tidak memenuhi target.

Baca Juga: Kim Jong Un Sebut Kpop Korea Selatan seperti Kanker Ganas yang Merusak Generasi Muda, Penikmatnya Dihukum

Hal tersebut dikarenakan adanya topan yang menghantam daerah yang menjadi lumbung gandum.

Karena gagal panen gandum tersebut, harga makanan di Korea Utara pun terus meroket naik.

Disebutkan oleh salah satu sumber, harga 1 kilogram pisang di sana bahkan mencapai Rp640 ribu.

Parahnya, selain kelangkaan pangan, warga Korea Utara juga ternyata kekurangan peralatan pertanian.

Baca Juga: Pengakuan Kim Jong Un tentang Ekonomi Korea Utara, Berjuang Hadapi Situasi Terburuk Negaranya

Warga sampai-sampai diharuskan untuk menyetorkan dua liter urine yang nantinya akan diolah menjadi pupuk untuk pertanian.

Selain kesulitan karena keadaan dalam negeri yang semrawut, Korea Utara semakin mengalami keterpurukan karena pandemi Covid-19.

Sejak pandemi Covid-19 diumumkan sebagai wabah global, Korea Utara diketahui memutuskan untuk menutup perbatasan negaranya dengan negara lain.

Padahal selama ini Korea Utara bergantung pada China dalam sektor makanan, pupuk dan bahan bakar.

 Baca Juga: Pegawai Kedutaan Rusia dan Keluarganya ‘Mudik’ Pakai Kereta Dorong , Kabur dari Korea Utara

Diketahui bahwa menurut statistik Korea Utara membutuhkan sekitar 5,75 juta ton makanan setiap tahunnya.

Belum lagi adanya sanksi internasional yang diterapkan terhadap negara totaliter itu yang membuat keadaan rakyatnya semakin menderita.

Kim Jong Un berharap bahwa para pejabat pemerintahan di bawahnya untuk melakukan 'Arduous March' demi menyelamatkan warga dari krisis pangan tersebut.

Sebagai pemimpin negara yang dinilai cukup arogan, Kim Jong-Un diketahui sangat jarang sekali secara sadar mau mengakui kondisi krisis yang terjadi di Korea Utara.

Baca Juga: Park Seo Joon Bakal Tampil di Captain Marvel 2, Jadi Aktor Korea Selatan Ketiga yang Masuk MCU

Oleh karenanya, situasi yang terjadi di negara yang rajin mengulik senjata nuklir itu tampaknya memang benar-benar berada di situasi krisis.

Kim sampai menggambarkan upaya melawan pandemi Covid-19 sebagai "perang yang berlarut-larut".***

 

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: BBC.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah