Pusat penahanan yang sebgaian besar terdiri dari orang Afrika sub-Sahara tersebut telah dijaga ketat.
Penjaga telah menembak ke udara untuk mengendalikan insiden sebelumnya selama seminggu.
“Penahanan mereka sewenang-wenang. Banyak dari mereka yang mengurus surat-suratnya tetapi terdampar di negara ini,” kata Soda.
Setidaknya 20 migran lainnya terluka dan banyak lagi lainnya yang melarikan diri dalam kerusuhan tersebut.
Misi Dukungan PBB di Libya (UNSMIL) mengatakan penembakan itu terjadi seminggu setelah penggerebekan di Tripoli, sebagian besar menargetkan migran gelap, menyebabkan setidaknya satu orang tewas dan 15 terluka.
Baca Juga: Seorang Pekerja Migran Asal Filipina Tidak Pernah Ditemukan Lagi Semenjak Menjadi ART di Arab Saudi
Libya adalah titik persimpangan penting bagi puluhan ribu migran, sebagian besar dari negara-negara Afrika sub-Sahara, yang setiap tahun berusaha mencapai Eropa melalui garis pantai Italia dengan jarak sekitar 300 kilometer jauhnya.
Beberapa LSM dan PBB secara teratur mengecam kondisi menyedihkan di pusat-pusat penahanan di Libya, di mana selama sepuluh tahun terakhir kasus penyelundupan telah mengubah negara tersebut menjadi pusat penyelundupan manusia di Afrika.***