Terkepung dan Porak-poranda, Ukraina Menolak Menyerahkan Mariupol Pada Rusia

- 21 Maret 2022, 14:29 WIB
Kota Mariupol Ukraina bak 'neraka' saat diserang Rusia.
Kota Mariupol Ukraina bak 'neraka' saat diserang Rusia. /www.livemint.com

KABAR WONOSOBO - Ukraina pada hari Senin menolak seruan Rusia untuk menyerahkan kota pelabuhan Mariupol.

Mariupol menjadi telah terkepung oleh Rusia dengan sedikit makanan, air dan listrik dalam krisis kemanusiaan.

Pemerintah Ukraina dengan tegas menolak seruan Rusia agar pasukan Ukraina di Mariupol meletakkan senjata mereka sebagai imbalan atas perjalanan yang aman ke luar kota dan koridor kemanusiaan dibuka mulai pukul 1000 waktu Moskow (0700 GMT) pada hari Senin.

Baca Juga: Presiden Vladimir Putin Bersumpah Rusia akan Menang di Ukraina

"Tidak ada pertanyaan tentang penyerahan, peletakan senjata," portal berita Ukrainska Pravda mengutip pernyataan Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk, seperti ditulis Reuters, Senin 21 Maret 2022.

"Kami telah memberi tahu pihak Rusia tentang ini."

Mariupol telah mengalami beberapa pemboman terberat sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.

Baca Juga: Putin Pidato Untuk Menang, Presiden Zelenskiy Minta Pembicaraan Damai

Banyak dari 400.000 penduduknya tetap terperangkap saat pertempuran.

Vereshchuk mengatakan lebih dari 7.000 orang dievakuasi dari kota-kota Ukraina melalui koridor kemanusiaan pada hari Minggu, lebih dari setengahnya dari Mariupol.
Dia mengatakan pemerintah berencana mengirim hampir 50 bus ke sana pada hari Senin untuk evakuasi lebih lanjut.

Rusia dan Ukraina telah membuat kesepakatan sepanjang perang di koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil, tetapi saling menuduh sering melakukan pelanggaran terhadapnya.

Baca Juga: Pasokan Makanan Ukraina Berantakan, Rudal Rusia Gempur Lviv

Krisis di Mariupol dan kota-kota Ukraina yang hancur lainnya kemungkinan besar akan dibahas dalam diskusi antara para pemimpin Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi yang lebih keras terhadap Rusia.

Pemerintah Uni Eropa akan melakukan diskusi di antara para menteri luar negeri pada hari Senin, sebelum Presiden AS Joe Biden tiba di Brussels pada hari Kamis untuk pertemuan puncak dengan 30 sekutu NATO, serta Uni Eropa dan dalam format Kelompok Tujuh (G7) termasuk Jepang.

Para diplomat mengatakan kepada Reuters bahwa negara-negara Baltik termasuk Lithuania mendorong embargo sebagai langkah logis berikutnya.

Baca Juga: Buntut Tantang Duel Presiden Vladimir Putin, Elon Musk dan Dmitry Rogozin Saling Ejek di Twitter

Namun Jerman memperingatkan agar tidak bertindak terlalu cepat karena harga energi yang sudah tinggi di Eropa.

Dalam seruan terbarunya untuk bantuan dari luar negeri, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berbicara kepada parlemen Israel.

Dia mempertanyakan keengganan Israel untuk menjual sistem pertahanan rudal Iron Dome ke Ukraina.***

Editor: Arum Novitasari

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x