Ketegangan Antara China dan Amerika Serikat, China: AS harus Mengubah Sikap atau Konflik akan Terjadi

- 9 Maret 2023, 22:04 WIB
Konferensi pers pertama yang dilakukan oleh Dubes China untuk Amerika Serikat Qin Gang di Beijing.
Konferensi pers pertama yang dilakukan oleh Dubes China untuk Amerika Serikat Qin Gang di Beijing. /Reuters/

KABAR WONOSOBO - Ketegangan hubungan antara China dan Amerika Serikat kembali mencuat.

Setelah sebelumnya kedua negara tersebut telah bersitegang selama bertahun-tahun terkait dengan masalah Taiwan, perdagangan, perang Ukraina Rusia.

Baru-baru ini terjadi penembakan balon udara milik China oleh militer Amerika di langit Amerika Serikat.

Kali ini China merasa pandangan Amerika terhadap China yang terdistorsi, seperti yang dikemukakan oleh Duta Besar China di Washington.

Baca Juga: Indra Sjafri Resmi Coret 17 Pemain TC Timnas U-22 Persiapan SEA Games

“Persepsi dan pandangan Amerika Serikat tentang China benar-benar terdistorsi, itu menganggap China sebagai saingan utama dan tantangan geopolitik yang paling penting,” ungkap Qin Gang selaku Dubes China untuk Amerika Serikat di Washington.

Seperti sebelumnya, AS mengatakan bahwa mereka sedang membangun pagar untuk hubungan kedua negara agar tidak terjadi ketegangan antara keduanya.

Pernyataan ini disanggah oleh Qin setelah dalam prakteknya itu semua dianggap hanya akal-akalan AS semata.

“Itu tidak mungkin, jika Amerika Serikat tidak segera menghentikan aksinya dan terus saja tidak ada batasan di antara keduanya, kemungkinan besar akan terjadi konflik dan konfrontasi, lalu jika hal tersebut terjadi siapa yang akan menanggung bencana ini,” ucap Qin dalam konferensi pers pertamanya sejak menjabat pada Desember tahun lalu.

Baca Juga: Penjelasan Docuseries In The Name Of God: A Holy Betrayal, Siapakah Park Soon Ja?

Hal senada juga pernah dilontarkan salah satu pejabat tinggi China, Wang Yi pada Februari 2023 silam.

Pejabat AS seringkali berbicara mengenai pagar pembatas dalam hubungan bilateral kedua negara untuk mencegah ketegangan yang terus meningkat seiring krisis yang terjadi.

Selain hal tersebut, Qin juga mengatakan bahwa China mengajak AS untuk berdialog untuk segera mengakhiri perang antara Ukraina dan Rusia.

Diketahui, China mempunyai kerjasama dengan Rusia sejak tahun lalu lalu sebelum terjadi invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.

Baca Juga: Daftar 34 Pemain TC Tahap Kedua SEA Games 2023, Ada 17 Nama Baru

China menyalahkan NATO karena menjadi salah satu pemicu perang yang dilakukan oleh Rusia.

Negara Tirai Bambu menolak untuk mengutuk invasi Rusia karena hal tersebut, mereka mempertahankan sikap untuk terus mendukung Rusia.

Walaupun banyak kritik dari negara-negara barat atas sikap tegas yang diambil oleh China.

China juga dengan keras membantah tuduhan AS bahwa mereka menjadi pemasok utama senjata-senjata milik Rusia.***

Editor: Aliyah Bajrie

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x