Panglima TNI Mengakui ada 1.826 Anggotanya yang Terinfeksi HIV AIDS

2 Desember 2021, 18:45 WIB
Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa. /ANTARA

 

KABAR WONOSOBO - Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa mengakui dalam kurun waktu 10 tahun ini tercatat sebanyak 1.826 prajurit terinfeksi HIV/AIDS.

Hal itu disampaikan Panglima TNI saat meninjau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 yang dilaksanakan di tiga lokasi berbeda.

Ketiga lokasi yang menjadi tempat pelaksanaan vaksinasi COVID-19, yakni di Gedung Serba Guna Lanud Silat Papare Sentani, Kabupaten Jayapura, dan dua di wilayah Kota Jayapura yakni di Lapangan Trisila Lantamal X dan di RST Marthen Indey.

Baca Juga: Cegah Masuknya COVID-19 Varian Omicron Indonesia Resmi Larang WNA Dari 11 Negara

"Kami tidak perlu malu mengungkapkannya karena faktanya kami punya prajurit yang terinfeksi virus tersebut," kata Jenderal TNI Andika Perkasa, di Jayapura, Rabu dikutip dari Antara.

Saat ini kesatuan terus memberikan pendampingan kepada prajurit dan keluarganya, agar mereka bisa disiplin dalam melakukan pengobatan di fasilitas kesehatan TNI AD.

Dengan berdisiplin, maka harapan hidup dapat lebih tinggi, karena walaupun belum ada obat yang menyembuhkan, namun pengobatan yang ada saat ini dapat memberikan daya tahan bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Baca Juga: Jawa Tengah Tetapkan UMP 2022 Naik Rp13.956 Menjadi Rp1.812.935

Pemeriksaan kesehatan terutama bagi yang hendak melakukan penugasan rutin dilakukan, yakni saat hendak bertugas dan sekembalinya mereka dari penugasan.

"Idealnya pemeriksaan kesehatan secara rutin dilakukan setiap tahun, namun hal itu belum dapat dilakukan karena keterbatasan anggaran," kata Jenderal TNI Andika Perkasa.

Sebelumnya Kementerian Kesehatan RI mengungkap jumlah orang yang hidup dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Indonesia mencapai 543.100 jiwa pada tahun 2020.

Baca Juga: 8.000 Dosis Vaksin dari Badan Intelijen Negara Daerah Jawa Tengah untuk Magelang Brebes dan Wonosobo

Sebanyak 149.883 orang yang tersebar di 502 kabupaten atau kota sudah mendapatkan pengobatan dan mengakses terapi antiretroviral (ARV).

Sementara sebanyak 30.100 orang dengan HIV (ODHIV) diperkirakan meninggal di mana 10.103 kasus kematiannya dilaporkan.***

Editor: Arum Novitasari

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler