KABAR WONOSOBO – Rabu 5 Mei 2021, seorang wanita Jepang berusia 118 tahun yang dinobatkan sebagai orang tertua di dunia menyatakan mundur dari estafet obor Olimpiade Tokyo 2020.
Kane Tanaka, perempuan yang dianugerahi rekor dunia Guiness untuk umur panjangnya tersebut memilih mundur karena kekhawatirannya setelah melihat kondisi pandemi di Jepang belakangan ini.
Kane Tanaka, yang juga menjadi orang tertua di Jepang dijadwalkan untuk menjadi salah satu peserta dalam estafet obor Olimpiade Tokyo 2020 di Fukuoka, daerah selatan Jepang pada 11 Mei 2021 nanti.
Baca Juga: Wanita Berusia 106 Tahun ini Lalui Tidak Hanya Satu, tapi Dua Pandemi Selama Hidupnya
Namun kemudian pengurus panti jomponya mengatakan bahwa mereka menerima surat elektronik dari keluarga Kane Tanaka yang menyatakan pengunduran diri Tanaka.
"Kami menerima email dari keluarganya yang mengatakan dia ingin mundur dari estafet karena dia dan keluarganya khawatir menyebarkan virus tersebut di panti jompo," kata pengurus panti jompo Tanaka.
Estafet obor Olimpiade sendiri telah dimulai sejak Maret 2021 lalu, lalu sempat tertunda karena adanya lonjakan kasus infeksi COVID-19 di Jepang.
Dilansir Kabar Wonosobo dari Reuters, Minggu 2 Mei 2021 lalu pihak penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 mengumumkan bahwa enam orang yang membantu estafet obor didiagnosis positif terpapar COVID-19.
Ditambah dengan kasus positif dari enam orang tersebut, hingga saat ini sudah terdapat delapan orang yang terpapar COVID-19 dalam penyelenggaraan tersebut.
Keadaan pandemi di Jepang yang semakin gawat juga membuat beberapa selebritis yang menyatakan akan ambil bagian dalam estafet obor akhirnya mengurungkan niat dan memilih mundur dari perayaan olahraga empat tahunan tersebut.
Bulan lalu, Jepang mengumumkan keadaan darurat COVID-19 untuk sejumlah kota yang memiliki populasi yang cukup padat seperti Tokyo dan Osaka.
Hal tersebut tidak hanya untuk menekan penyebaran virus corona, namun juga mempersiapkan diri menjelang Olimpiade Tokyo 2020 yang semakin dekat.
Melihat kasus infeksi harian yang belum juga reda, pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang status darurat di kota-kota besar.***