Asparagus Temanggung Mulai Dilirik Pasar Internasional, Petani Masih Hadapi Beberapa Tantangan

- 5 Maret 2021, 12:57 WIB
Ilustrasi olahan kuliner dengan bahan Asparagus
Ilustrasi olahan kuliner dengan bahan Asparagus /4sonrus.com

KABAR WONOSOBO – Asparagus perlahan tapi pasti mulai muncul sebagai salah satu komoditas pertanian andalan Kabupaten Temanggung. Popularitas sayuran endemik asli Eropa dan Asia itu membuat beberapa petani sayur dan petani tembakau di Temanggung kini mulai beralih menanam Asparagus.

Selain karena harga jual yang cukup tinggi, Asparagus bisa bertahan hidup di wilayah dingin seperti Temanggung dengan umur tanaman hingga 10 tahun. Namun ternyata masih ada beberapa hal yang dikeluhkan oleh petani asparagus di Temanggung.

Ketua Asosiasi Petani Asparagus Temanggung (APAT), Basori Supriyanto menyebutkan, cuaca ekstrem berupa hujan terus menerus nampaknya menghambat laju pertumbuhan tunas baru. Sehingga, produksi Asparagus Temanggung turun hingga 50 persen.

 Baca Juga: Asparagus Jadi Primadona Baru Petani Temanggung, Mudah Dirawat dan Punya Nilai Jual Tinggi

Menurut Basori, untuk masalah harga dan permintaan pasar tak ada yang berubah, walaupun musim hujan maupun di tengah pandemi Covid-19. Bahkan, asosiasinya cukup kelimpungan untuk memenuhi target permintaan dari beberapa kota besar hingga mancanegara.

Operations dan Quality PT. Bloom Agro Jakarta, Anggi Sulistiyo mengatakan, Asparagus asal Temanggung yang memiliki tekstur kenyal dan krispi laku keras di Singapura. Tidak kalah dengan Asparagus asal Australia.

"Kirim ke Singapura bisa 50-100 kilogram setiap antar. Satu pekannya bisa sampai dua kali kirim. Hanya saja, ini masih terkendala logistik," jelas Anggi. Sehingga saat ini, petani Asparagus Temanggung belum mampu mengakomodasi semua pesanan dari luar negeri.

 Baca Juga: Pasar Curug Titang Temanggung Sempat Tutup 7 Bulan, Kini Mampu Bukukan Rp13 Juta Sekali Buka

Menurut Basori, cuaca disinyalir menjadi salah satu penyebab turunnya angka panen asparagus. "Cuaca ekstrem ini kan hujan terus, alhamdulillah tidak terjadi busuk batang. Tetapi, produksinya turun. Yang tadinya sehari bisa panen 2 kilogram, sekarang paling 1 kilogram."

"Melihat selama ini yang sudah kita tanam, produksinya hampir sesuai harapan ketika perawatan maksimal. Contoh tanaman 3000 pohon, baru 4 bulan perawatan di tanah lapang sudah bisa menghasilkan 3-5 kilo all grid," imbuhnya.

Menurut Basori, untuk hasil terbaik, masa panen awal asparagus biasanya dilakukan saat usia tanaman 7-8 bulan. Namun, beberapa petani bahkan sudah bisa memanen asparagus tersebut dalam jangka waktu 4 bulan.

 Baca Juga: Profil Bobby Nasution Menantu Jokowi, Tekuni Bisnis Kuliner Hingga Properti Sebelum Terpilih Wali Kota Medan

Lahan yang cocok dan perawatan yang maksimal menjadi faktor penting yang mempercepat tumbuhnya tunas baru Asparagus, sehingga bisa lebih cepat dipanen.

"Yang kita tahu, memanen tunas ini bagian dari perawatan. Jadi, meski tunas pertama kebanyakan masuk kategori grid C, namun harus dipanen. Di pasaran pun sudah laku keras," jelasnya.

Asparagus kini banyak diminati oleh pengelola kafe dan restoran, terutama di kota-kota besar di Indonesia. Asparagus all grid mengandung banyak nutrisi, sehingga banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan kelas tinggi di kafe maupun restoran tersebut.

Baca Juga: Penjualan Pizza Papa John’s Meningkat di Masa Pandemi, CEO Rob Lynch Beberkan Rahasia Bisnis Berikut

Beberapa kota besar seperti Bandung, Bogor, Jakarta, Yogyakarta, Solo, Semarang hingga Surabaya sudah rutin meminta stok Asparagus. Bahkan negara lain, seperti Singapura, Taiwan, Prancis dan beberapa negara di daratan Asia juga mulai melirik asparagus Temanggung.

Untuk memenuhi permintaan tersebut, asosiasinya bisa mengirimkan 30-40 kilogram Asparagus grid AB dalam sekali antar. Beberapa suplayer bahkan meminta jatah pengiriman 2-3 kali dalam sepekan.

Berdasarkan penjelasan Basori, baru sekitar 6 dari 15 hektare lahan di Temanggung yang sudah dimaksimalkan untuk penanaman Asparagus. Dari lahan tersebut dihasilkan 60-100 kilogram Asparagus setiap harinya dengan harga jual hingga Rp 55.000 - Rp 60.000 ribu per kilogramnya jika diambil langsung dari asosiasi.

Baca Juga: Pendaftaran CPNS Dibuka April dengan 1,3 Juta Lowongan, Berikut Cara Memperbesar Peluang untuk Lolos

"Kalau kita ambil rata-rata, per tanaman bisa menghasilkan 1 kilogram dalam setahun. Per seribu tanaman bisa menghasilkan 1 ton per tahun, atau 3-4 kilogram per hari. Tanaman ini juga bisa hidup di pekarangan rumah, dan bisa bertahan hingga 10 tahun atau lebih. Untuk grade C sudah ada pangsa pasar kita bawa ke Kopeng," kata Basori.

Namun di luar kendala itu, potensi Asparagus jika diseriusi sangat tinggi. Apalagi dengan memaksimalkan perawatan dengan model greenhouse, bisa menurunkan resiko hama tanaman dan mengantisipasi cuaca ekstrem.

Jika panennya maksimal, target pasar ekspor Asparagus bisa segera terealisasi demi mengangkat kesejahteraan petani Temanggung.***

 

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: Media Center Temanggung


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x