Melon Honeymoon hingga Yubari Kualitas Super Dibudidayakan Petani Kedu Temanggung di Rumah Kaca

- 19 Maret 2021, 03:53 WIB
Ilustrasi Melon Honeymoon dari tangkapan layar di kanal Youtube Weird Explorer.
Ilustrasi Melon Honeymoon dari tangkapan layar di kanal Youtube Weird Explorer. /Youtube.com/ Weird Explorer

KABAR WONOSOBO – Salah satu buah yang cukup digemari masyarakat Indonesia adalah Melon. Selain karena rasanya yang manis dan aromanya yang harum, juga memberi kesegaran di iklim tropis.

Berbagai jenis melon rupanya juga cocok dikembangkan di banyak wilayah, termasuk di Temanggung.

Seperti dikutip KabarWonosobo.com dari Media Center Temanggung pada Jumat 19 Maret 2021, seorang petani di dusun Craken desa Ngadimulyo kecamatan Kedu kabupaten Temanggung, Partiyah berhasil membudidayakan berbagai jenis melon.

Baca Juga: Asparagus Temanggung Mulai Dilirik Pasar Internasional, Petani Masih Hadapi Beberapa Tantangan

Bahkan Partiyah yang merupakan ibu rumah tangga, berhasil membudidayakan berbagai jenis melon itu dengan metode Hidroponik dan Green House alias rumah kaca.

Dalam rumah kaca 18 kali 72 meter itu Partiyah mengembangkan 3.000 tanaman melon jenis Dino, Honeymoon, Rangipo dan Yubari King Melon (asal Jepang). Diungkapkan Partiyah bahwa masa panen terpendek 60 hari hingga terpanjang 80 hari.

"Melon Honeymoon masa panennya adalah 60 hari, melon Dino bisa panen 75 sampai dengan 80 hari sejak tanam, sedangkan untuk melon Rangipo dan Yubari bisa dipanen pada usianya 60 sampai dengan 65 hari sejak tanam," katanya pada Sabtu (13/3/2021).

Baca Juga: Asparagus Jadi Primadona Baru Petani Temanggung, Mudah Dirawat dan Punya Nilai Jual Tinggi

Selain memilih metode rumah kaca, Partiyah juga menggunakan sistem irigasi tetes, sehingga bisa menghasilkan melondengan kualitas super.

"Bertani hidroponik dengan konsep rumah kaca ini memiliki beberapa keuntungan, selain murah biaya perawatannya, hasil produktivitas tanaman juga sangat tinggi dan berkualitas super, dibandingkan menanam melon di lahan konvensional,” imbuhnya.

Diungkapkan Partiyah, dengan budidaya di rumah kaca, tanaman lebih aman dari serangan hama dan penyakit. Satu tanaman bisa menghasilkan kisaran 1,5 kilogram melon.

Baca Juga: UKM Temanggung Dilatih Pemasaran Produk Lewat Media Online, Dibimbing Langsung oleh Ahlinya

Dari seluruh tanaman, Partiyah diperkirakan bisa memanen 4,5 ton melon dengan kisaran harga jual per kilogram Rp20.000 untuk Honeymoon hingga Rp40.000 untuk Yubari. Sehingga penghasilan ditaksir hingga Rp100 juta lebih untuk sekali panen raya dalam dua hingga tiga bulan sekali.

Dari harga jual yang relatif tinggi itu Partiyah bisa meraup untung hingga Rp30 juta per bulan. Bahkan pembelinya berasal dari berbagai wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, Yogyakarta, Bali, Hingga Jawa Timur.

Sementara itu, pendamping petani dari PT Penta Agri Nusantara Agung Tri Wibowo menyebut bahwa bertani hidroponik menggunakan rumah kaca jadi solusi bagi petani yang tidak punya lahan luas.

Baca Juga: Petani Padi Temanggung Bisa Dapat Alokasi Asuransi Usaha Tani Padi, Simak Wilayah, Syarat dan Luasan Lahannya

"Sebetulnya di Jawa Tengah, khususnya Temanggung potensinya luar biasa. Farm Craken ini adalah optimalisasi lahan sempit maupun lahan tidak produktif untuk tanaman. Sehingga disulap menjadi green house untuk tanaman hortikultura, dengan media cocopeat," kata Agung.

Dari teknik itu, bahkan petani bisa menghasilkan buah melon yang dapat dipanen sepanjang musim. Ditambah lagi, rasa buahnya dinilai lebih manis dan ‘renyah’ jika dikomparasikan dengan melon yang ditanam secara konvensional.***

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: Media Center Temanggung


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x