KABAR WONOSOBO – Semenjak masa awal panemi Covid-19 melanda, demi menjaga ketahanan pangan masyarakat telah dikembangkan gerakan Tani Pekarangan di kabupaten Temanggung pada 2020 lalu.
Sistem yang digunakan adalah memanfaatkan lahan pekarangan yang ada untuk ditanami tanaman konsumsi harian seperti sayuran hingga empon-empon atau tanaman jamu.
Bahkan Pemkab Temanggung, Jawa Tengah secara masif mengembangkan gerakan Tani Pekarangan di 266 desa untuk konsumsi rumah tangga dan menjaga ketahanan pangan keluarga.
Dengan melihat hasil yang ada, mulai tahun 2021, Gerakan Tani Pekarangan kemudian diarahkan untuk keperluan produksi. Dengan adanya scale-up itu dari kebutuhan konsumsi rumah tangga jadi produksi, hasilnya bisa dijual untuk menambah pendapatan keluarga.
Seperti dilansir KabarWonosobo.com dari Media Center Temanggung, Kepala Bidang Pangan dan Tanaman Pangan, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan (DKPPP) Kabupaten Temanggung Sigit Sulistyo Budi, melalui Kasi Pangan Wara Sawitri, hasil dari Tani Pekarangan kini bisa dijual oleh pembudidaya.
Menurut Wara Sawitri, untuk diproduksi, harus dipilih komoditas yang punya nilai ekonomi tinggi. Berbagai tanaman itu diantaranya jahe merah, jamur, dan didukung peternakan dan perikanan seperti ayam, lele, dan ikan.
"Istilahnya ada Budikdamber atau Budi Daya Ikan Dalam Ember yang sekarang sudah mulai digalakkan," kata Wara Sawitri pada Jumat 12 Maret 2021.