Kisah Sukses Pavel Durov, Inventor Telegram yang Pernah Diusir Rusia dan Sebut WhatsApp Tidak Aman

23 April 2021, 10:09 WIB
Pavel Durov, inventor sekaligus pengembang aplikasi pesan Telegram. dari tangkapan layar akun Instagram Pavel Durov. / Instagram.com/ @durov

KABAR WONOSOBO – Para pengguna media sosial di Indonesia pasti tidak asing dengan aplikasi untuk berbagi informasi dan komunikasi yang bernama Telegram. Namun mungkin tidak banyak yang tahu nama Pavel Durov.

Telegram adalah sebuah aplikasi layanan pengirim pesan instan multiplatform berbasis Cloud Service yang bersifat gratis dan nirlaba.

Aplikasi Telegram tersedia untuk perangkat telepon seluler dan perangkat komputer.

Baca Juga: Cuitan Pertama Bos Twitter, Jack Dorsey laku 40 Miliar Rupiah Lebih dalam Bentuk Aset Digital NFT

Dengan Telegram, para penggunanya dapat mengirim pesan dan bertukar foto, video, stiker, audio, dan tipe berkas lainnya.

Telegram telah membantu lebih dari 500 juta penggunanya untuk berkomunikasi, namun tak banyak yang mengenal kisah hidup Pavel Durov, sang inventor Telegram.

Untuk itu, Kabar Wonosobo telah merangkum kisah sukses Pavel Durov dari berbagai sumber untuk dijadikan inspirasi.

 Baca Juga: Kecewa Diblokir oleh Twitter dan Facebook, Donald Trump Segera Luncurkan Media Sosial Sendiri

Berawal dari VKontakte

Pavel Durov mengawali ketenarannya di dunia teknologi lewat Vkontakte, sebuah media sosial berbasis di Rusia dengan logo VK.

Bersama sang kakak yang bernama Nikolai, pria kelahiran Leningrad itu berhasil membuat VKontakte tumbuh jadi jejaring sosial paling tenar di Rusia.

Namun sayangnya pada 2011, ia terlibat konflik dengan pemerintahan Rusia.

 Baca Juga: Dirindukan Fans, Penampilan Chanyeol EXO Mendadak Trending Setelah Lama ‘Hilang’ di Instagram

Masalah yang melibatkannya muncul karena Ia menolak menutup halaman milik aktivis oposisi yang memprotes kembalinya Vladimir Putin menjadi presiden Rusia.

Hasilnya, Durov menjadi incaran polisi dan dipecat dari jabatan CEO VKontakte.

Tidak hanya itu, ia juga diusir dari Rusia karena dianggap membangkang kepada pemerintah.

 Baca Juga: Jualan Kopi Middle-End Balik Modal 3 Bulan, Ini Rahasia CEO Kopi Kenangan Edward Tirtanata

Membenci WhatsApp dan mendirikan Telegram

Setelah diusir dari Rusia, Durov mengembangkan Telegram yang diklaim sebagai layanan messaging paling aman pada tahun 2013.

Meski sempat diblokir di Indonesia, pengguna telegram terus tumbuh setiap tahunnya dan disebut-sebut sebagai pesaing WhatsApp.

Durov sendiri terang-terangan mengaku sebagai orang yang membenci WhatsApp.

 Baca Juga: Jeff Bezos Jadi Orang Terkaya di Dunia Versi Forbes, 5 Besar Didominasi CEO Teknologi, Warren Buffett Keluar

Ia kerap menyebut WhatsApp tidak aman dan menyarankan untuk menghapus aplikasi itu dari gawai penggunanya.

Hal tersebut dibuktikannya saat spyware dari perusahaan Israel, NSO Group berhasil menginfeksi WhatsApp dan membobol datanya cukup dengan panggilan telepon yang bahkan tak perlu diterima

Sejak saat itu Durov semakin mengutarakan ketidaksukaannya pada WhatsApp dan mengusulkan para user untuk melakukan uninstall.

 Baca Juga: CEO Ant Group Simon Hu Menyatakan Mundur dari Fintech Terbesar di China, Ada Apa?

Terkaya di Uni Emirat Arab

Setelah diusir dari Rusia, Durov menetap di Dubai, Uni Emirat Arab dan mengembangkan aplikasi Telegram hingga sukses memiliki lebih dari 500 juta pengguna di seluruh dunia.

Berkat kesuksesannya itu, Durov  juga telah berhasil mengumpulkan pundi-pundi kekayaan sebesar 17,2 miliar dolar Amerika atau 248 Triliun Rupiah pada tahun 2021.

Ia menjadi orang terkaya ke 112 di dunia sekaligus menjadi penduduk Uni Emirat Arab pertama yang duduk di antara 200 miliarder teratas dunia.*** 

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler