Di sisa usianya yang senja, Sin Nio menghabiskan sisa hidupnya bertahan hidup di kawasan kumuh di gubuk tanah pinggiran rel kereta api milik PJKA dekat Stasiun Juanda, Jakarta.
Meskipun hidup jauh dari kata layak, namun The Sin Nio bersikeras enggan pulang lagi ke Wonosobo.
Baca Juga: Lirik dan Makna Lagu Gugur Bunga Karya Ismail Marzuki, Pahlawan yang Muncul di Google Doodle
Nyatanya nasib pejuang kemerdekaan tidak selalu sama, seperti mendapatkan haknya seperti jaminan pensiun hingga pengakuan dari Negara secara langsung.
Kehidupan yang cukup berat dialami oleh pejuang perempuan bernama The Sin Nio, seorang keturunan Tionghoa asal Wonosobo yang turut bertempur melawan Belanda. Sin Nio meninggal dunia dan dimakamkan di Jakarta pada tahun 1985 di usia 70 tahun.***