Obrolan Sapa Desa di Talunombo Wonosobo, Wadah Diskusi Akademisi Unsiq dan Masyarakat

18 Oktober 2021, 17:38 WIB
Sapa Desa Uniq di Talunombo Kertek Wonosobo peringati hari santri /Kabar Wonosobo

KABAR WONOSOBO – Fakultas komunikasi dan Sosial Politik (FKSP) UNSIQ Wonosobo menyambut hari santri dengan menggelar agenda diskusi terbatas bertajuk Sapa Desa, pada Minggu 17 Oktokber 2021.

Program Sapa Desa digagas oleh Unit Penjaminan Mutu Penelitian Dan Pengabdian Fakultas Komunikasi dan sosial politik sebagai wadah diskusi para akademisi dengan masyarakat.

Membahas tentang temuan hasil penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat khususnya desa, agar dapat mendorong masyarakat lebih kritis terhadap isu-isu desa.

Sapa Desa tersebut berjudul Santri gumregah ndandani omah, diselenggarakan di balai desa Talunombo kecamatan Sapuran kabupaten Wonosobo.

Baca Juga: LP3M Unsiq Dampingi MAN 2 Wonosobo untuk Support Laboratorium Berbasis Limbah

Diisi narasumber Syarif Abdillah ketua FKB DPRD Provinsi Jawa Tengah, Muhammad Albar Wakil Bupati Wonosobo, Badaruddin Kepala desa Talunombo dan Wakil Rektor I Unsiq Arifin Sidiq.

Kepala UP3M (Unit Penjaminan mutu penelitian dan pengabdian fakultas komunikasi dan Sosial Politik) Insan mahmud, menyebut bahwa agenda menyambut hari santri sengaja digelar oleh universitas dengan braind sains dan Al-qur'an harus mengugah semangat santri-santri dalam menyambut hari santri.

“Agenda ini juga memberikan suasana yang gumregah aksi untuk berbenah membangun desa yang merupakan tempat tinggal kita,”katanya.

Diskusi 2 jam tersebut dihadiri ketua FKB DPRD Provinsi Jawa Tengah Syarif Abdillah.

Baca Juga: Tingkatkan Skill TI Guru, MAN 2 Gandeng Pusat Studi Pengembangan Teknologi Informasi UNSIQ

“Sapa desa menjadi profil di masa depan dan sebagai aktor atau partner untuk menjadikan desa lebih maju. Ada 3 fungsi UU pesantren yaitu terkait pendidikan, dakwah, pemberdayaan dan serta santri di desa harus memiliki cita-cita  karena perubahan itu keniscayaan. Jadi perlu dibuat tim untuk merealisasikan,” katanya.

Ditegaskan Muhammad Albar wakil bupati Wonosobo, bahwa untuk merealisasi ide-ide tersebut diperlukan database pesantren dan database santrinya.

“Konsep-konsep pemberdayaan masyarakat berbasis pesantren menjadi hal prioritas untuk diwujudkan. Sehingga Wonosobo bisa menjadi kota santri,” katanya.

Baca Juga: Awali Program Kampung Langgeng Bebrayan, LP3M UNSIQ Wonosobo Hibahkan ‘Limbah’

Wakil rektor I bidang akademik UNSIQ Arifin Sidiq menyambut baik program Sapa Desa dan mendorong akademisi dan berbagai pihak untuk dapat mendukung desa Talunombo menjadi desa prototype.

Yakni dengan melibatkan Pusat Studi Pengembangan Teknologi Informasi fastikom dan Lp3m untuk segera mengerjakan database santri dan pesantren.

“Jangan menunda-nunda, tapi langsung kerjakan,” katanya.

Agenda itu didukung Badaruddin, kepala desa setempat yang menyebut butuh sinergitas pemerintah, pesantren, dan perguruan tinggi untuk pembangunan yang berksesinambungan.***

Editor: Erwin Abdillah

Tags

Terkini

Terpopuler