Baca Juga: Tingkatkan Skill TI Guru, MAN 2 Gandeng Pusat Studi Pengembangan Teknologi Informasi UNSIQ
“Sapa desa menjadi profil di masa depan dan sebagai aktor atau partner untuk menjadikan desa lebih maju. Ada 3 fungsi UU pesantren yaitu terkait pendidikan, dakwah, pemberdayaan dan serta santri di desa harus memiliki cita-cita karena perubahan itu keniscayaan. Jadi perlu dibuat tim untuk merealisasikan,” katanya.
Ditegaskan Muhammad Albar wakil bupati Wonosobo, bahwa untuk merealisasi ide-ide tersebut diperlukan database pesantren dan database santrinya.
“Konsep-konsep pemberdayaan masyarakat berbasis pesantren menjadi hal prioritas untuk diwujudkan. Sehingga Wonosobo bisa menjadi kota santri,” katanya.
Baca Juga: Awali Program Kampung Langgeng Bebrayan, LP3M UNSIQ Wonosobo Hibahkan ‘Limbah’
Wakil rektor I bidang akademik UNSIQ Arifin Sidiq menyambut baik program Sapa Desa dan mendorong akademisi dan berbagai pihak untuk dapat mendukung desa Talunombo menjadi desa prototype.
Yakni dengan melibatkan Pusat Studi Pengembangan Teknologi Informasi fastikom dan Lp3m untuk segera mengerjakan database santri dan pesantren.
“Jangan menunda-nunda, tapi langsung kerjakan,” katanya.
Agenda itu didukung Badaruddin, kepala desa setempat yang menyebut butuh sinergitas pemerintah, pesantren, dan perguruan tinggi untuk pembangunan yang berksesinambungan.***