Dr Muchotob Hamzah Kembali Terpilih Pimpin MUI Wonosobo

- 11 Januari 2022, 23:15 WIB
Abah Chotob terpilih ketua MUI sekaligus pengukuhan pengurus MUI Wonosobo dan dilanjutkan Halaqoh atau Rapat Koordinasi  pimpinan MUI se-Karesidenan Kedu, Bertempat di Pendopo Bupati, hari Selasa 11 Januari 2022
Abah Chotob terpilih ketua MUI sekaligus pengukuhan pengurus MUI Wonosobo dan dilanjutkan Halaqoh atau Rapat Koordinasi pimpinan MUI se-Karesidenan Kedu, Bertempat di Pendopo Bupati, hari Selasa 11 Januari 2022 /Bag Prokompim Kab Wonosobo

KABAR WONOSOBO - Mantan Rektor kampus UNSIQ Dr. Muchotob Hamzah M.M., kembali terpilih menjadi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Wonosobo masa Khidmat 2021-2026.

Pada kepengurusan sebelumnya, Abah Chotob, sapaan akrabnya, telah memimpin MUI Wonosobo selama empat periode.

Agenda pengukuhan pengurus MUI Wonosobo dihelat bersamaan dengan Halaqoh atau Rapat Koordinasi  pimpinan MUI se-Karesidenan Kedu, Bertempat di Pendopo Bupati, hari Selasa 11 Januari 2022.

Baca Juga: MUI Wonosobo Dukung Pemkab dalam Pengentasan Kemiskinan, Amanat Musda ke-10

Agenda itu juga dihadiri Bupati Wonosobo, Wakil Bupati beserta anggota Forkopimda Kabupaten Wonosobo, Sekretaris MUI Jateng Drs. Muhidin, MA., yang ditugasi melantik pengurus MUI Wonosobo, mewakili Ketua MUI Jateng. Serta para pimpinan MUI se-Karesidenan Kedu sebagai peserta Rakor.

Pada kesempatan itu, Muhidin menyampaikan terimakasih kepada Ketua terpilih yang telah dikukuhkan hari ini, karena bersedia memimpin kembali MUI Wonosobo yang ke sudah sekian kalinya.

Selain itu ia mengatakan bahwa keberadaan MUI ditengah masyarakat sering kali mendapatkan sanjungan dan juga mendapatkan hujatan. Oleh karena itu ia mengajak untuk introspeksi diri.

Baca Juga: FKUB Jateng Angkat Budaya dan Tradisi Wilayah Untuk Moderasi Beragama, Gelar Sarasehan di Wonosobo

"Kami menyampaikan dan mengingatkan kepada kita semua bahwa keberadaan MUI ditengah masyarakat itu disamping mendapatkan sanjungan juga banyak mendapatkan hujatan, maka mari introspeksi diri kembali," tuturnya.

Pihaknya menyadari kenapa hujatan tersebut muncul, diantaranya karena posisi MUI sebagai khodimul umah, yang mempunyai kewajiban menjaga dari aqidah yang sesat.

"Yang selanjutnya adalah menjaga keamanan dan kehalalan makanan. Serta menjaga praktik muamalah yang tidak sesuai syariah," lanjutnya.

Hal itulah disebut KH Muhidin yang sering kali menimbulkan perkara yang sensitif dimasyarakat sehingga melahirkan berbagai tanggapan atau ktitik. 

"Kita perlu tau kenapa sih masyarakat menghujat kita, diantaranya MUI itu tegas, posisinya sebagai khodimul umah karena itu punya kewajiban menjaga dari anil aqidah al batilah yaitu menjaga aqidah yang sesat, lalu anil aqli wa shurbi ghoiri halal, yaitu menjaga aman dan halal pangan, lalu anil muamalah ghoiri syariah, imat kita harus dijaga dari praktik pratik yang tidak sesuai syariah," ungkapnya.

Baca Juga: Temui Wakil Bupati, FKUB Komitmen Jaga Persatuan Sekaligus Hadirkan Solusi di Wonosobo

Kepada umat, MUI diharapkan bisa menjadi panutan umat, lalu kepada atasaan memang kewajiban MUI untuk menjadi mitra yang kritis, mitra yang serasi dengan pemerintah.

Sementara itu Abah Chotob menegaskan  adanya alih generasi dalam kepemimpinan MUI Wonosobo adalah hal yang umum dan diharapkan bisa diestafetkan kepada yang lebih muda.

"Saya diangkat menjadi Ketua umum, padahal bukan orang yang terbaik, sebenarnya saya ingin alih generasi kepada yang lain yang lebih muda yang lebih trengginas dan lebih cantas," tegas Abah Chotob.

Abah Chotob mengungkapkan, tugas MUI saat ini sangat berat dan dirinya merasa sangat kecil ketika melihat visi yang sangat besar ini, dibandingkan realita yang terjadi ditengah masyarakat saat ini, ditambah isu global yang sangat mempengaruhi umat islam secara luas.

Baca Juga: Viral di Twitter! Restoran Hanamasa Membuat Makanannya Menggunakan Sake, Netizen: Tidak Halal!

"Kita sebagai orang yang disebut ulama ini mewarisi Nabi, berarti ke-Islaman ini diserakan kepada kita, begitu beratnya tugas kita, kita masih jauh sekali antara idealitas kita dengan realitas yang kita hadapi dimasyarakat didepan kita. Itulah sebabnya saya merasa sangat kecil ketika visi kita sedemikian tingginya, apalagi ditambah isu global yg mungkin banyak mempengaruhi umat islam secara luas, termasuk di Wonosobo dan se-Karesidenan Kedu ini," ungkapnya.

Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menyebut bahwa peran aktif MUI dalam menciptakan hubungan harmonis antar umat Islam dan antar umat beragama, termasuk umat Islam dengan pemerintah, menjadi sebuah esensi penting dalam berjalannya fungsi MUI sebagai organisasi kemasyarakatan.

"Kehadiran MUI dibutuhkan dalam membimbing, membina, dan mengayomi seluruh kaum muslimin," ucap Afif.

Baca Juga: Ada 16 Peta Proses Bisnis yang Jadi Acuan OPD Wujudkan Visi Misi Wonosobo

Bupati menegaskan kehadiran MUI sangat berarti ditengah masyarakat, atas nama pemerintah pihaknya akan sepenuhnya mendukung tugas mulia MUI Wonosobo.

"MUI selalu hadir dan selalu ada di tengah masyarakat, tentunya kami Pemkab Wonosobo beserta jajaran akan selalu hadir memfasilitasi dan mendampingilangkah tugas mulia MUI Wonosobo ini," pungkas Afif. ***

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan kab Wonosobo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x