Gelar Karya Siswa SLB-B Karya Bakti Don Bosco Wonosobo Tampilkan Berbagai Life-Skill

- 12 Desember 2022, 15:06 WIB
Testimoni orang tua siswa SLB-B Karya Bakti Don Bosco Wonosobo di agenda Gelar Karya 10 Desember 2022
Testimoni orang tua siswa SLB-B Karya Bakti Don Bosco Wonosobo di agenda Gelar Karya 10 Desember 2022 /Kabar Wonosobo/ Erwin Abdillah

KABAR WONOSOBO - Siswa Sekolah Luar Biasa-B (SLB-B) Karya Bakti Don Bosco Wonosobo menampilkan berbagai pentas kesenian dan hasil karyanya dalam Gelar Karya pada Sabtu, 10 Desember 2022.

Ratusan siswa yang berasal dari jenjang setara Paud hingga SMP itu memamerkan berbagai keahliannya dalam berbagai jenis karya yang dilihat para undangan yakni orang tua, sekaligus menjadi ajang untuk mengenalkan keahliannya pada masyarakat.

Selain produk berupa fashion, ada juga poster yang menyuarakan stop perundungan juga berbagai karya dari bahan kayu hingga karya lukis atau gambar.

Acara juga disi dengan pentas seni berupa penampilan tarian daerah. Pentas tari itu mendapat perhatian penonton mengingat para penarinya merupakan siswa berkebutuhan khusus alias tuli atau tunarungu.

Baca Juga: Jadi Kafe ‘Sunyi’ Pertama di Indonesia, Mute Area Tempat Berkarya para Difabel Tuli

Dijelaskan Kepala Sekolah SLB-B Karya Bakti, Agustinus Agus Suryawan bahwa kegiatan gelar karya menjadi salah satu penerjemahan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam kurikulum merdeka.

"Agenda gelar karya ini juga sekaligus memperingati Hari Disabilitas Internasional. Sekaligus mengundang orang tua sebagai ajang komunikasi, mengingat beberapa tahun sebelumnya masih Pandemi," kata Agustinus.

Ditambahkan Agus bahwa para siswa berasal dari berbagai daerah bahkan selain dari luar pulau Jawa ada yang berasal dari Papua.

"Dengan menggelar pentas seni ini harapannya orang tua bisa melihat hasil anaknya di sekolah sekaligus saling mengenal,”imbuhnya.

Baca Juga: Pemkab Wonosobo Jamin Kepemilikan Dokumen Kependudukan bagi Penyandang Disabilitas

Para siswa terlibat aktif bahkan sejak momen latihan pentas seni yang dilaksanakan rutin. Karena para siswa tidak bisa mendengar musik, maka disiasati berlatih gerakan dengan aba-aba.

“Aba-aba digunakan untuk memahami dan menyesuaian dengan ketukan iringan lagu. Kami melihat dengan berbagai kegiatan ini ada kegembiraan sendiri bagi siswa dan orang tua,” tuturnya.

Sementara itu, adanya poster yang menyuarakan stop bulliying atau perundungan berangkat dari kondisi disabilitas mereka yang memang pernah mendapatkan perlakuan hingga hinaan.

“Kami juga berharap anak-anak bisa diterima di masyarakat dengan kelebihannya ini,” kata Agus.

 

Diungkapkan salah satu pengunjung, Ilham Ardha, adanya gelar karya itu menjadikan para orang tua semakin percaya diri dan mendapat motivasi dari anak-anak sendiri sekaligus untuk melatih mental mereka ketika harus tampil di publik.

Baca Juga: Diskusi Publik Disdikpora Wonosobo Bahas Peluang Kerja Penyandang Disabilitas

“Ada testimoni dari salah satu orang tua yang berasal dari Papua memberikan banyak motivasi tentang kondisi anak-anak. Yang memang tidak semuanya dari awal sudah percaya diri dengan kondisinya. Ketika bertemu langsung seperti ini semakin menjadikan mereka merasa mendapat dorongan untuk belajar banyak hal," pungkasnya.***

Editor: Erwin Abdillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah