KABAR WONOSOBO – Di berbagai daerah di Jawa Tengah, sapi adalah hewan ternak primadona dengan nilai ekonomi tinggi dan menarik untuk potensi bisnis. Maka Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Vita Ervina bersama dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan RI, melalui Balai Besar Vetereiner Wates, menggelar Bimtek Manajemen Beternak Sapi dan Penanganan Lumpy skin Disease (LSD) pada Sapi pada 11 April 2023 di Hotel Surya Asia.
Dijelaskan Kepala Balai Besar Veteriner Wates drh. Hendra Wibawa, M.Si., Ph.D. bahwa masih banyak peternak yang belum mengetahui adanya LSD yang merebak di beberapa daerah dan sudah masuk ke Wonosobo.
“Harapannya dengan bimtek dan adanya program bantuan pemerintah bisa meningkatkan produktifitas. Juga kenalkan penyakit LSD dengan gejala kulit melepuh, bentol bentol kulit yang sejak Agustus 2022 masuk dari Sumatera dan sudah menyebar ke 33 kabupaten dari 35 wilayah se Jateng,” tuturnya membuka kegiatan.
Baca Juga: Irjen Kementan Cek Program Pertanian Di Wonosobo Gelar Dialog Jaga Pangan
Penyakit tersebut disebut Hendra bisa dicegah dengan vaksinasi. Namun para peternak diminta untuk bisa kenali penyakit ini dan cegah penyakit dan pahami bio security.
“Nanti ketika ditawari hewan ternak bisa cegah dan tidak beli dengan gejala-gejala yang mengarah ke penyakit ini.
Sementara untuk perlakuan hewan ternak jika terindikasi terkena LSD, untuk bisa dipisahkan, diobati, dan diberi vitamin. Terkait kondisi iklim Wonosobo, salah satu vector penting termasuk kelembapan kandang dinilai pengaruhi dan bisa dilakukan penyemprotan insektisida yang aman.
“Kami menilai penanganan LSD ini butuh 3 hal yaitu pelaporan, identivikasi, dan penanganan. butuh koordinasi yang baik dan dari laporan yang ada, sebanyak 22 ekor sapi terindikasi terkena LSD di Wonosobo dan daerah yang rentan di Kepil sampai Kalibawang,” katanya.