"Walau usaha ini sangat sulit karena nilai tambahnya agak kecil dibandingkan dengan sektor sektor yang lain, namun dengan sentuhan teknologi diharapkan pertanian mampu survive di tangan mereka yang masih muda," imbuhnya.
Dari sensus ini diharapkan muncul data statistik yang lengkap dan akurat, sehingga dapat mendukung perencanaan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan di sektor pertanian. Sehingga bisa dimanfaatkan sebagai dasar perencanaan pembangunan di masing-masing daerah, terutama di Wonosobo, guna meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan yang dicita-citakan bersama.
"Sensus Pertanian 2023 ini merupakan sensus pertanian ketujuh yang diselenggarakan BPS setiap sepuluh tahun sekali sejak 1963, sebagai amanat Undang-Undang Nomor 16 tahun 1997 Tentang Statistik, dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari Organisasi Pangan dan Pertanian atau Food and Agriculture Organization (FAO), yang menetapkan “The World Programme for the Cencus of Agriculture (WCA)” Periode 2016-2025," pungkasnya. ***