Ia berharap, seiring tumbuhnya permintaan pasar dapat menaikkan perekonomian petani Asparagus dengan nilai jual yang lebih tinggi. Dengan itu, petani akan lebih maksimal dalam melakukan perawatan tanaman agar menghasilkan produksi kualitas super.
Titik, petani Asparagus lain mengatakan, sebelumnya ia tidak mengenal tanaman Asparagus. Titik sebelumnya menanam sayuran seperti cabai, daun bawang, kol, tomat dan beberapa jenis sayuran lain.
Baca Juga: Pasar Curug Titang Temanggung Sempat Tutup 7 Bulan, Kini Mampu Bukukan Rp13 Juta Sekali Buka
Setelah mendapatkan informasi dari sesama rekan petaninya, Titik kemudian tergerak untuk mencoba menanam Asparagus di atas lahan seluas 2.500 m2 miliknya.
"Ini ada 3.000 pohon yang saya tanam, sebagian sudah bisa panen dengan umur tanaman 4 bulan. Sebagian lain belum ada trubusnya (tunas), sehingga belum bisa panen," ujar Titik.
Titik menjelaskan, diumur tanaman 4 bulan, ia sudah bisa panen 2-5 kilogram Asparagus all grid setiap hari. Kini, ia sibuk memutari tanaman demi tanaman untuk melakukan pemanenan dari ujung ke ujung.
Dari segi perawatan, ia hanya memberikan pupuk organik, membersihkan hama tanaman di sekitarnya dan menjaga kadar air tanah agar tanaman tidak busuk dan mudah terserang hama penyakit.
Bahkan, beberapa lahannya ia tumpangi dengan tanaman sayuran lain seperti kol, tomat, dan cabai sebagai bentuk intensifikasi lahan.
"Setiap hari ya keliling kerjaannya. Merawat dan panen. Sekiranya ada yang bisa dipanen, ya dipanen. Cuma dilihat-lihat, pertumbuhan tunas baru melambat dengan cuaca ekstrem, apalagi sering hujan malam," imbuhnya.