Kenali Riwayat Ajaran Lia Eden, Pemimpin Sekte Kerajaan Tuhan yang Meninggal awal April 2021

19 April 2021, 19:59 WIB
Kolase Foto Lia Eden yang merupakan pemimpin dari sekte Kerajaan Tuhan yang dianggap sesat. /kuyou.id

KABAR WONOSOBO – Bulan ramadhan identik dengan waktu untuk semakin mendekatkan diri pada Tuhan melalui ibadah-ibadah yang dijalankan pada bulan tersebut.

Selain memelajari mengenai amalan-amalan yang baik untuk dilakukan pada bulan ini, alangkah lebih baiknya kita juga belajar mengenai hal-hal yang kontradiktif, dengan harapan bahwa kita tidak akan terjerumus pada kesalahan yang sama.

Salah satunya adalah mengetahui tentang sejarah pemimpin salah satu aliran yang dianggap sesat oleh Pemerintah Indonesia, yaitu Lia Eden dengan sekte Kerajaan Tuhan-nya.

Baca Juga: 30 Juta UMKM Masuk Pasar Digital pada 2021, Langkah Survival Masa Pandemi Libatkan Migrant Care dan Tokopedia

Lia Aminudin atau orang lebih mengenalnya dengan nama Lia Eden dikabarkan telah meninggal dunia pada Jumat, 9 April 2021.

Kabar duka dari salah satu pemimpin spiritual itu disampaikan oleh akun Instagram Kabar Sejuk (serikat jurnalis keberagaman) pada Minggu, 11 April 2021.

“Ratu Surga pengabar kesucian wahyu-wahyu Tuhan itu berpulang. Lia Eden (Lia Aminudin) yang sejak 1995 meyakini terus menerima bimbingan malaikat Jibril telah meninggal Jumat lalu,” tulis akun Instagram @kabarsejuk.

 Baca Juga: Ajaib! Harian Prancis Le Figaro Sebut Terapi Bekam Manjur sebagai 'Pengusiran Setan Ala budaya Islam'

Pemimpin dari Kelompok Salamullah itu meninggal dunia di usianya yang ke 73 tahun.

Lia Eden merupakan pemimpin dari sekte Kerajaan Tuhan (God’s Kingdom Eden) yang mengklaim bahwa dirinya mendapat wahyu dari Malaikat Jibril sehingga ia mempelajari aliran paranealis atau lintas agama.

Ia juga mengklaim bahwa dirinya merupakan Imam Mahdi dan Bunda Maria yang dikirim di dunia untuk membawa kedamaian.

 Baca Juga: Sri Lanka Segera Larang Pemakaian Burqa hingga Tutup 1000 lebih Madrasah Islam

Anaknya yang bernama Ahmad Mukti dikatakan Maria dia adalah Yesus Kristus.

Komunitas dari Lia Eden ini melakukan kegiatannya yang berpusat di kediaman Lia, di Jl Mahoni No. 30 Bungur, Jakarta Pusat.

Pada Desember 2005, Lia dan 47 orang pengikutnya diangkut paksa oleh Polda Metro Jaya karena protes dari warga di sekitar kediamannya merasa terganggu dengan kegiatan komunitas tersebut.

 Baca Juga: Mengunjungi Masjid Unik Muhammad Cheng Hoo Purbalingga, Cerminan Nilai Toleransi Masyarakat dan Sejarah Islam

Pada 2006, Lia didakwa melakukan perbuatan tidak menyenangkan karena percobaan membakar salah satu anak kecil yang menjadi pengikutnya dengan alasan penyucian untuk menghilangkan sifat buruk.

Menurut Jaksa Penuntut Umum (JPU), R Ghassani Karamina atau Neng yang berusia 9 tahun diminta oleh pemimpinnya itu untuk tidak menyangkal karena telah berbohong.

Namun Neng menyangkalnya dan Lia meminta ibu kandung dari Neng, Marike Sukayanti untuk membakar mulut anaknya sendiri.

 Baca Juga: Buku Irfan Afifi Saya, Jawa, dan Islam Terlahir Hasil dari Proses Lelaku Mengenali Diri dan Sejarah

Selain membakar mulut Neng, JPU Menyebutkan bahwa Lia pernah menggunduli rambut Neng dengan mengolesi spirtus lalu membakar ubun-ubunnya sebanyak tujuh kali.

Banyak kontroversi yang diciptakan oleh Lia Eden dengan membawa agama, ia mengaku salah satu pengikut Mohammad Abdul Rachman sebagai reinkarnasi Nabi Muhammad SAW.

Pengikut Salamullah mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang terakhir tetapi juga mempercayai yang lain seperti Buddha Gautama, Yesus Kristus, dan Kwan Im akan muncul kembali di dunia.

 Baca Juga: Jangan Pernah Lewatkan Sahur Supaya Puasa Ramadhan Berkah, Ini Ajaran Sahur dari Rasulullah

Lia bersama jemaah Salamullah pernah menggelar ritual perang melawan Ratu Pantai Selatan Nyi Roro Kidul untuk membasmi tokoh mitologi tersebut.

Lia Eden mengesahkan shalat dalam dua bahasa, menafsirkan Al-Quran sesuai kehendaknya dan menghalalkan babi.

Komunitas yang dipimpin Lia Eden ini pernah dilarang oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) karena menyelewengkan ajaran Islam.

 Baca Juga: Teladani Kunci Hidup Sehat ala Rasulullah saat Menjalankan Puasa Ramadan

Kelompok ini lalu membalas balik dengan mengeluarkan “Undang-Undang Jibril” (Gabriel’s edict) yang mengutuk MUI karena telah menghakimi mereka dengan sewenang-wenang.

Kelompok Salamullah memegang kepercayaan bahwa setiap agama adalah benar dan pada 2003 berubah nama yang dikenal sebagai Kaum Eden.

Itulah tadi sekilas mengenai profil Lia Eden dan ajaran-ajarannya yang dianggap meresahkan. Semoga kita tidak mudah terjerumus pada ajaran ***

 

Editor: Erwin Abdillah

Tags

Terkini

Terpopuler