Selain langkah-langkah di atas, banyak cara yang dilakukan oleh umat Hindu untuk memeringati perayaan itu.
Di Nepal, umat Hindu pada akan bangun pagi buta dan menjalankan puasa ketat sehari penuh untuk mencari berkah dari Tuhannya.
Para wanita yang belum menikah akan melakukan puasa juga, yang menandakan permohonannya supaya kelak bisa mendapatkan suami seperti sosok Dewa Siwa.
Beberapa umat Hindu ada yang menggunakan waktu perayaan ini untuk mandi pada tengah malam yang berarti menyucikan diri. Ada juga yang pergi sembahnyang ke kuil atau dirumah dan menyiapkan pemujaan dengan mempersembahkan buah-buahan untuk Dewa Siwa.
Di beberapa kuil di India, umat Hindu berkumpul dan menyanyikan ‘Om Namah Shivay’ sepanjang hari. Selain itu ada juga yang menggunakan waktu perayaan ini untuk bermeditasi atau yoga.
Menurut legenda dan tradisi Shaivisme (Siwaisme), pada malam Mahashivaratri, Dewa Siwa melakukan tarian surgawi yang menggambarkan penciptaan, pelestarian, dan perusakan.
Untuk itu, para umat melantunkan nyanyian-nyanyian himne atau pembacaan kitab suci Syiwa untuk mengingat kehadiran Dewa Siwa.
Menurut legenda lain, malam Mahashivaratri adalah malam dimana Siwa dan Sakti menikah.